Lihat ke Halaman Asli

Rudy Subagio

TERVERIFIKASI

Just ordinary people, photograph and outdoors enthusiast, business and strategy learner..

Membunuh dengan Pisau Pinjaman: Aplikasinya dalam Bisnis dan Kehidupan Nyata

Diperbarui: 1 September 2021   21:54

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bisnis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Nappy

"Seberat apapun pekerjaan kita akan terasa ringan bila dikerjakan oleh orang lain.."  -- Cak Lontong --

Membunuh dengan pisau pinjaman artinya menggunakan sumber daya orang lain untuk kepentingan kita sendiri, siasat ini merupakan siasat #3 dalam karya klasik "36 Seni Perang China Kuno". Siasat ini bermain pada situasi dimana kita akan terhindar dari banyak kesulitan bila kita dapat menyebabkan atau meyakinkan orang lain untuk melakukan pekerjaan yang sulit dan beresiko.

Membunuh dengan pisau pinjaman merupakan salah satu siasat yang sering kita temui dalam kehidupan sehari-hari. Pada masyarakat Jawa siasat ini muncul dalam alusi "nabok nyilih tangan", atau memukul dengan menggunakan tangan orang lain. Dalam cerita "Babad Tanah Jawi", dikisahkan bahwa Ken Arok menggunakan siasat ini untuk membunuh penguasa Tumapel, Tunggul Ametung dengan mempergunakan "tangan" Kebo Ijo.

Dalam praktek kehidupan sehari-hari salah satu contoh nyata penggunaan siasat ini adalah menggunakan jasa pembunuh bayaran untuk menghabisi musuh atau menggunakan jasa debt collector untuk menagih hutang. 

Dalam dunia kerja, penguasa atau big-bos kadang menggunakan "tangan" bawahannya atau manajer dibawahnya untuk "menghukum" karyawan yang sering membuat masalah atau tidak kooperatif.

Dalam dunia bisnis, iklan adalah salah satu bentuk dari siasat ini. Di era saat ini banyak industri yang "meminjam pisau" dari artis terkenal, pesohor ataupun public-figure dengan cara menggunakan pengaruh atau ketenaran mereka untuk memperkenalkan atau mempropagandakan produk mereka. 

Christiano Ronaldo, Roger Federer, Maria Sharapova dan para pesohor lainnya menggunakan ketenaran dan prestasi mereka untuk mempengaruhi orang lain untuk menggunakan produk-produk brand tertentu.

Siasat ini juga digunakan secara halus oleh Greysia Polii, atlet bulutakngkis peraih medali emas olympiade Tokyo 2021. Greysia Polii yang juga sebagai pengusaha sepatu menggunakan momen saat bertemu Presiden Jokowi untuk mempromosikan produk sepatunya.

Bentuk lain dari penggunaan siasat ini adalah, terkadang perusahaan menunjuk akademisi, mantan pejabat atau mantan perwira militer untuk menduduki jabatan komisaris atau yang setara dengan tujuan memanfaatkan pengaruh mereka untuk kepentingan perusahaan.

Industri mobil China juga menggunakan siasat ini agar dapat bersaing di pasar mobil internasional yang didominasi merek terkenal dari Jepang, Korea Selatan, Eropa dan Amerika Serikat. 

Di pasar mobil Indonesia saat ini ada dua pemain dari China yang mulai dilirik oleh konsumen yaitu Wuling dan DFSK. Wuling menggandeng General Motor (GM), salah satu produsen mobil terbesar dari Amerika Serikat. Sementara itu DFSK, mereka mengklaim bahwa induk perusahaan DFSK di China telah bekerjasama  dengan sejumlah produsen mobil dari Eropa seperti Renault, Citroen, Peugeot, serta Fiat.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline