Lihat ke Halaman Asli

Rudy Subagio

TERVERIFIKASI

Just ordinary people, photograph and outdoors enthusiast, business and strategy learner..

Strategi Bisnis Rintisan dari Jor-joran Diskon Sampai Bakar Uang dan Relevansinya di Masa Krisis Pandemi

Diperbarui: 30 Agustus 2021   12:41

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bisnis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Nappy

"Mengorbankan Pohon Plum demi Pohon Persik"

(pepatah China)

Mengorbankan Pohon Plum demi Pohon Persik merupakan siasat No. 11 dalam buku "36 Strategi Perang China Kuno". Pohon Plum dan pohon Persik merupakan tanaman satu marga, yang membedakan ukuran buahnya, buah plum kecil-kecil sedangkan buah persik lebih besar. Arti siasat ini adalah terkadang orang harus melakukan pengorbanan demi kemenangan yang lebih besar.

Dalam dunia bisnis siasat ini sering dilakukan oleh perusahaan dalam rangka membangun pasarnya. Salah satu contoh kasus yang tidak akan pernah dilupakan oleh industri semikonduktor Amerika Serikat adalah ketika Texas Instrument memberikan harga rendah pada produknya sehingga harus menanggung kerugian pada tahap awal pengembangan pasar. 

Namun pada akhirnya perusahaan memperoleh keuntungan manakala para pesaingnya gulung tikar, dan sampai saat ini Texas Instrument berhasil menjadi pemimpin pasar di industri ini .

Di masa krisis karena pandemi saat ini, banyak perusahaan, terutama perusahaan rintisan atau perusahaan yang baru berdiri berlomba memberikan diskon dan menurunkan harga produknya sampai titik impas sehingga tidak ada untung bahkan mungkin rugi dalam rangka menggaet konsumen atau merebut pasar. 

Hal ini memicu perang harga yang mengarah pada hukum rimba dimana akhirnya yang kuat yang akan menjadi pemenang.

Pada perusahaan rintisan konvensional, apalagi yang skala menengah ke bawah, sangat disarankan untuk menghindari perang harga atau perang diskon. 

Pertama karena perang harga ini sangat kejam, awalnya mungkin harga masih masuk akal dan masih menguntungkan, namun dalam perjalanannya pesaing akan menurunkan harga untuk merebut pasar demikian seterusnya sampai harga menjadi tidak masuk akal dan laba menjadi minus. 

Kedua karena perusahaan menengah kebawah modalnya juga lebih kecil dibanding perusahaan besar sehingga sulit bersaing dengan perusahaan yang modalnya besar, karena dalam perang harga yang kuat yang akan menang.  

Strategi yang tepat pada perusahaan konvensional menengah kebawah adalah strategi Samudra Biru, dimana perusahaan harus berusaha menciptakan pasar baru untuk menghindari persaingan di Samudra Merah yang berdarah-darah. Menciptakan pasar baru adalah wajib hukumnya agar kita bisa keluar dari persaingan yang tidak sehat. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline