Lihat ke Halaman Asli

Efektifkah Antara Sertifikasi Guru Vs Hasil Belajar yang Diperoleh Siswa

Diperbarui: 26 Juni 2015   00:40

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pendidikan memang menjadi tiang utama dalam membangun sebuah  negara, tetapi apa yang akan terjadi apabila sebuah mutu pendidikan itu sangat rendah, mutu disini bukanlah mereka yang tidak bersekolah saja tetapi hal ini lebih mengacu pada mutu para lulusan sekolah dari mulai sekolah dasar hingga ke perguruan tinggi, pastilah sangat tak berarti dan terkesan sia-sia. Apakah yang menyebabkan masih rendahnya nilai-nilai yang diperoleh dalam hal hasil pembelajaran?(nilai disini adalah bukan nilai hasil ujian siswa, tetapi nilai kompetensi yaitu berupa aspek: kognitif,afektif, psikomotorik serta nilai karakter  yang diperoleh siswa).

Berbagai upaya telah dilakukan oleh pemerintah mulai dari mengalokasikan khusus anggaran untuk pendidikan yang tidak sedikit jumlahnya, guna terciptanya pembelajaran yang lebih maksimal, hal itu juga harus diimbangi dengan peningkatan profesionalisme tenaga pengajar yang mumpuni juga. nah, di sini permasalahan mulai muncul yaitu apakah dengan adanya program sertifikasi guru akan menjadikan pendidikan akan lebih baik/maksimal?, nah,  pemerintah harus benar-benar jeli dalam memberikan tunjangan sertfikasi ini, karena kenyataannya bahwa pemerintah hanya melihat sekilas saja, yaitu hitam di atas putih saja tanpa melihat apa yang terjadi di lapangan sesungguhnya. kalau dirasakan hasil pembelajaran dan hasil belajar hanya segitu-segitu saja, apa yang terjadi dalam dunia pendidikan kita?, alangkah baiknya anggaran sertifikasi itu dialokasikan untuk kesejahteraan guru yang lain seperti wiyata/ GTT , padahal mereka itu justru yang menjadi barisan terdepan dalam memberikan  ilmu untuk anak didik, sehingga tidak ada lagi kesenjangan diantara mereka, karena guru-guru wiyata seolah-olah dijadikan sapi perah, hal ini benar adanya...ada saja yang senior memanfaatkan para wiyata tanpa diimbangi kesejahteraan yang layak, padahal senior-senior itu  banyak yang sudah sertifikasi, apakah ini dinamakan profesionalisme?, mudah-mudahan pemerintah segera memperhatikan kepada nasib guru muda yang masih wiyata/GTT, tolong anggaran negara yang sesuai dialokasikan untuk pengangkatan mereka, daripada dimakan para oknum yang tidak bertanggung jawab.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline