Lihat ke Halaman Asli

Keren! Kincir Angin Savonius, Pembangkit Listrik untuk Pulau Kecil

Diperbarui: 4 April 2017   17:20

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1396017369830216646

[caption id="attachment_301025" align="alignleft" width="180" caption="Kincir Angin Savonius"][/caption]

Energi listrik sudah menjadi kebutuhan utama bagi masyarakat Indonesia. Rasanya, tidak mungkin bisa hidup tanpa listrik semenit saja. Hal itu sudah menjadi kebiasaan utama bagi masyarakat di kota-kota besar. Tetapi sayangnya kebutuhan listrik hanya terpasok pada kota-kota besar tersebut. Kebutuhan listrik masih blum menjamah bagian lain di Indonesia, yaitu pulau-pulau kecil. Bagi mereka, hidup tanpa listrik sudah biasa. Salah satunya adalah masyarakat yang hidup di pulau Pramuka. Tahun 2011 lalu, listrik di pulau itu hanya dinyalakan pada malam hari, itupun hanya sampai pukul 03.00 dini hari. Kebutuhan listrik pada siang hari dipasok menggunakan genset, itupun hanya ada di beberapa rumah saja.

Ini menunjukkan bahwa keberadaan listrik di pulau kecil sangat terancam. Ditambah lagi bahan baku untuk menghasilkan listrik yang mulai berkurang. Berdasarkan data dari IEA (International Energy Agency), cadangan minyak bumi hanya akan bertahan sekitar 41 tahun, gas bumi 67 tahun, dan batu bara 192 tahun ke depan. Untuk itu kita butuh teknologi terbarukan yang memanfaatkan tenaga alam dan menghasilkan listrik dengan kemampuan yang sama.

Luthfy Nizarul Fikry, mahasiswa IPB, mencoba membuat teknologi kincir angin savonius untuk menghasilkan listrik dari tenaga angin. Jika biasanya kincir angin hanya memanfaatkan tenaga angin dari satu arah saja, kincir angin yang dibuat ini dapat memanfaatkan angin dari segala arah (depan, belakang, kiri, kanan). Kincir angin ini adalah tipe baru yang masih dikembangkan untuk melengkapi tipe kincir angin sebelumnya. Kincir angin ini akan lebih efektif memanfaatkan angin dibanding tipe kincir angin sebelumnya. Ide ini didapat karena kondisi angin di Indonesia yang cenderung sering berubah arah.

Sebagai penelitian awal, kincir angin ini dapat menyalakan LED dengan kecepatan angin minimum 1,2 m/s dan maksimum 3,64 m/s.

Kincir angin ini diharapkan mampu menjadi pembangkit listrik bagi pulau-pulau kecil yang belum terjamah listrik. Meskipun saat ini sedang berjalan proyek kabel bawah laut untuk mengalirkan listrik dari kota besar ke pulau kecil, tetapi hal tersebut masih terkendala banyak hal. Teknologi ini diharapkan mampu menjadi alternatif yang lebih efektif.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline