Lihat ke Halaman Asli

Jokowi (Mungkin) Ratu Adil

Diperbarui: 24 Juni 2015   09:06

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Gubernur nyentrik ini sepertinya tidak akan meredup. Sebab, sejak dirinya dilantik sebagai Gubernur DKI Jakarta, Jokowi-Ahok praktis selalu mendapat porsi pemberitaan yang cukup sering di media massa.

Tentu saja, keberuntungan ini merupakan sebuah nilai plus bagi politisi asal PDIP tersebut. Sebab, tak banyak politisi seperti Jokowi yang mendapat liputan 'gratis' oleh media. Walaupun politisi itu sudah membayar mahal konsultan media, belum tentu mereka dapat diliput seluas liputan media kepada Jokowi.

Fenomena ini tentu saja menarik. Tidak banyak-- sebelum Jokowi misalnya para politisi kita yang mendapat liputan luas dan positif. Kalaupun ada mungkin itu iklan atau berpura-pura. Dalam konteks liputan media terhadap Jokowi misalnya, Gubernur yang mengalahkan pasangan Fauzi-Nachrowi pada Pilkada lalu ini diibaratkan seperti gadis cantik yang menarik siapapun yang melihat.

Tidak hanya kaum adam, tapi juga kaum hawa. Tidak saja bagi teman seperjuangannya, bekas Walikota Solo itu mampu menarik perhatian termasuk musuh-musuhnya.

Singkatnya Jokowi memang memiliki magnet tersendiri dikalangan pegiat jurnalis.

Seperti blusukan misalnya. Konsep kepemimpinan 'blusukan' ala Jokowi menjadi trend yang kemudian dikemas Jokowi/tim-nya sebagai simbol bagi pria ini. gaya "blusukan" ini ternyata tidak sia-sia. Gaya blusukan itu berhasil menjadikan dirinya dekat dengan rakyat Jakarta.

Jokowi perlahan tapi pasti membongkar sekat birokratis yang selama ini ada. Jarak yang ada antara pemimpin (gubernur) dengan rakyatnya kemudian luntur seketika sejak Jokowi menjabat orang nomor satu di DKI Jakarta.

Gaya kepemimpinan inilah yang lantas membuat Jokowi didaulat sebagai "media darling" (disukai media/kesayangan media) di Indonesia.

Apapun yang dilakukan sang Gubernur bersama wakilnya--kalangan pers, baik Media cetak, elektronik dan online mewartakan secara postif kepada khalayak kinerja sang Gubernur.

Jokowi lalu menjelma menjadi 'manusia setengah dewa' yang suci seolah tak ada dosa.

Lihat saja bagaimana ketika gubernur tinggi kurus ini membereskan Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat. Rencana Jokowi untuk memindahkan para PKL (Pedagang Kaki Lima) yang biasa berjualan di trotoar sepanjang jalan raya Tanah Abang ke Blok G, mendapat tentangan tidak saja dari para PKL, tapi juga para politisi di Kebon Sirih (DPRD).

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline