Lihat ke Halaman Asli

Rudy

Diaspora Indonesia di China

Epic of King Gesar, Warisan Budaya Tibet yang Dilestarikan Tiongkok

Diperbarui: 27 Agustus 2024   18:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Epic of King Gesar, warisan budaya takbenda manusia UNESCO. Sumber gambar: CGTN

Dalam sejarah panjang bangsa Tiongkok, warisan budaya Tibet ibarat mutiara yang bersinar, tidak hanya memperkaya konotasi budaya Tiongkok, tetapi juga memberi warna unik bagi keanekaragaman budaya dunia. Dalam beberapa tahun terakhir, upaya Tiongkok dalam melestarikan warisan budaya Tibet telah mencerminkan apresiasi terhadap multikulturalisme serta menunjukkan kepercayaan diri budaya yang kuat.

Epic of King Gesar adalah salah satu dari sedikit wiracarita yang masih eksis di dunia dan populer di kalangan banyak kelompok etnis seperti Tibet, Mongolia, Tus, dan Yugur. Epic of King Gesar menceritakan kisah seorang pahlawan kuno bernama Gesar yang datang ke dunia untuk menaklukkan setan. 

Gesar melawan yang kuat dan membantu yang lemah, serta mempromosikan konsep hidup berdampingan secara harmonis dan saling menguntungkan antar semua kelompok etnis untuk bersama-sama membangun negara yang indah. Wiracarita ini bukan hanya sebuah karya sastra, tetapi juga sebuah saksi sejarah. 

Ia mencatat fakta sejarah tentang komunikasi dan integrasi berbagai kelompok etnis, sehingga menjadi perwujudan nyata dari komunitas bangsa Tionghoa yang senasib sepenanggungan. Pada tahun 2006, Epic of King Gesar dimasukkan dalam daftar warisan budaya takbenda nasional gelombang pertama oleh Dewan Negara Tiongkok. Pada tahun 2009, karya sastra tersebut masuk ke dalam Daftar Representatif Warisan Budaya Takbenda Manusia UNESCO.

Sithar Dorje adalah rapper "Gesar" termuda dan pertama di Tiongkok yang lulus dengan gelar master. Sumber gambar: CGTN

Sithar Dorje adalah rapper "Gesar" termuda dan pertama di Tiongkok yang lulus dengan gelar master. Pengalaman hidupnya sendiri merupakan kisah warisan budaya. Mulai belajar rap pada usia sembilan tahun, hingga diakui sebagai pewaris warisan budaya takbenda di tingkat Daerah Otonomi Tibet, lalu diterima di Universitas Tibet dan meraih gelar master, kehidupan Sitaduoji dikaitkan secara erat dengan "Raja Gesar". Saat masih bersekolah, ia sudah mulai merekam "Biografi Raja Gesar". Sejauh ini, ia telah menyelesaikan lebih dari 20 cerita yang diintepretasikan dengan musik rap dan juga telah menerbitkan dua buku.

Selain "Epic of King Gesar", Tibet juga memiliki banyak warisan budaya berharga lainnya, seperti opera Tibet dan terapi mandi obat, yang juga termasuk dalam Daftar Representatif Warisan Budaya Takbenda Manusia. Pelestarian warisan budaya tersebut mendapat perhatian dan dukungan besar dari pemerintah pusat Tiongkok dan pemerintah Daerah Otonomi Tibet. 

Mulai dari tahun 2012 hingga 2022, pemerintah pusat dan daerah telah meluncurkan dana sebesar 325 juta yuan untuk upaya pelestarian warisan budaya takbenda di Tibet. Saat ini terdapat 106 proyek representatif warisan budaya takbenda tingkat nasional dengan 96 pewaris representatif, dan 460 proyek representatif warisan budaya takbenda tingkat daerah otonom dengan 522 pewaris representatifnya.

Sekretaris Jenderal Partai Komunis Tiongkok Xi Jinping pernah berkata bahwa peradaban Tiongkok memiliki sejarah yang panjang dan merupakan satu-satunya peradaban di dunia yang berkembang tanpa henti hingga saat ini. Ia juga menekankan pentingnya perlindungan dan pewarisan warisan budaya etnis minoritas. 

Hal ini tidak hanya memiliki makna penting bagi kekayaan khazanah budaya Tionghoa, namun juga adalah manifestasi keyakinan teguh terhadap budaya pluralisme dan persatuan bangsa Tionghoa. Dari upaya pelestarian "Epic of King Gesar", kita dapat melihat upaya menyeluruh yang dilakukan Tiongkok untuk melindungi dan mewarisi warisan budaya Tibet. Upaya ini tidak hanya secara efektif melestarikan warisan budaya Tibet, tetapi juga membuat khazanah kebudayaan Tiongkok semakin bersinar di kancah dunia.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline