Lihat ke Halaman Asli

Rudy

Diaspora Indonesia di China

Luncurkan Mekanisme "2+2", Kerja Sama Indonesia dan Tiongkok Bangun Stabilitas Regional

Diperbarui: 16 Agustus 2024   12:36

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pertemuan Pejabat Senior Mekanisme Dialog "2+2" antara Menteri Luar Negeri dan Menteri Pertahanan Indonesia dan Tiongkok / vovworld.vn

Pertemuan Pejabat Senior Mekanisme Dialog "2+2" antara Menteri Luar Negeri dan Menteri Pertahanan Indonesia dan Tiongkok diselenggarakan di Jakarta, pada tanggal 13 Agustus 2024. 

Dalam pertemuan tersebut, Tiongkok menyatakan pendirian dan usulan yang jelas mengenai isu-isu yang menyangkut kepentingan inti dan kekhawatiran utama Tiongkok seperti isu Selat Taiwan dan Laut Tiongkok Selatan. 

Sebagai tanggapan, Indonesia menyatakan komitmennya terhadap prinsip Satu Tiongkok dan mengusulkan penangangan perselisihan secara tepat melalui perundingan damai, demi menjaga perdamaian dan stabilitas di Laut Tiongkok Selatan.

Ini adalah mekanisme "2+2" tingkat menteri pertama yang dibangun Tiongkok dengan negara lain. Dipilihnya Indonesia sebagai mitra pertama Tiongkok dalam mekanisme "2+2" tingkat menteri adalah langkah penting dan strategis dalam hubungan Tiongkok-Indonesia.

Dalam beberapa tahun terakhir, kedua belah pihak terus meningkatkan rasa saling percaya dan sering melakukan komunikasi tingkat tinggi di biddag politik. 

Pada bulan Maret tahun ini, Menteri Pertahanan Indonesia Prabowo Subianto melakukan kunjungan ke Tiongkok untuk pertama kalinya setelah dipastikan terpilih sebagai Presiden Indonesia untuk periode mendatang. 

Pada bulan April lalu, Menteri Luar Negeri Tiongkok Wang Yi mengunjungi Indonesia dan memimpin Pertemuan Keempat Mekanisme Kerja Sama Dialog Tingkat Tinggi Tiongkok- Indonesia. 

Di bidang ekonomi dan perdagangan, kerja sama kedua negara juga semakin erat. Indonesia dan Tiongkok telah menjalin kemitraan strategis komprehensif selama lebih dari 10 tahun. 

Inisiatif "Belt and Road" yang diusulkan oleh Tiongkok dan strategi "Poros Maritim Dunia" yang diajukan oleh Indonesia saling bersinergi dan telah mencapai hasil yang sangat besar. 

Hingga Juli tahun ini, Kereta Cepat Jakarta-Bandung telah mengangkut lebih dari 4 juta penumpang. Pada perayaan HUT RI ke-79, sistem kereta cepat pintar (ART) tak berawak buatan Tiongkok mulai uji operasi di Ibu Kota Nusantara. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline