Lihat ke Halaman Asli

Rudy Chandra

Menjadi Pribadi yang Aktif & Positif

Deradikalisasi dan Misi Penyelamatan Negara

Diperbarui: 3 November 2019   05:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

sumber gambar: joe.ie

Dalam sebuah acara talkshow di salah satu televisi swasta, menteri Kemenko Polhukam Mahfud MD menjelaskan bahwa salah satu visi yang ditentukan oleh presiden yaitu deradikalisasi. Untuk kemudian, sang menteri kembali menjelaskan hubungan antara deradikaliasi dengan persoalan agama yang sering disalah pahami.

Isu deradikalisasi menjadi topik pembicaraan yang hangat untuk dibicarakan, entah diawali oleh sebuah peristiwa ataupun tidak, isu ini seakan-akan menjadi makanan pokok bagi seluruh aparat pemerintah, terlebih jika presiden berfatwa, maka sesuatu yang kecilpun akan menjadi besar, sebab telah diucapkan oleh pembesar.

Sebagai rakyat biasa, sebenarnya isu radikalisme bukanlah hal penting bagi masyarakat hari ini, bahkan topik ini usang untuk dibicarakan jika dibandingkan topik terkait dibatasinya distribusi dan penggunaan bahan bakar premium, sehingga rakyat harus bersusah payah mengantri panjang hingga larut malam demi mendapatkan bahan bakar yang hari ini benar-benar 'premium'.

Terlebih, jika isu ini disandingkan dengan sulitnya perekonomian rakyat, dan keterbatasan peluang pekerjaan bagi seluruh masyarakat Indonesia, hingga rakyat kita harus merantau meninggalkan bumi pertiwi untuk menjadi TKW dan TKI,  demi harapan masa depan yang lebih baik. Adalah bukti nyata, bahwa sebenarnya ada PR pemerintah yang lebih penting dan harus secepatnya diselesaikan, terlebih aspek manfaatnya bisa dirasakan langsung bagi seluruh bangsa Indonesia hari ini.

Namun, isu deradikalisasi ibarat genre film horror di gedung bioskop, meskipun para penonton  tidak pernah melihat langsung sosok hantu dalam kehidupan nyata, namun mereka akan senantiasa percaya dan bahagia untuk mengikuti alur cerita yang disuguhkan sang sutradara. Hantu dan setan adalah produk imajinasi manusia yang dimodifikasi sehingga terasa nyata, padahal realitasnya tidaklah sama.

Sebagai seorang yang beriman, kita harus meyakini, bahwa setan itu ada dan diciptakan oleh Sang Pencipta, seperti halnya para malaikat.

Namun, satu yang harus dipahami bahwa setan adalah mahluk ghaib, yang secara kodrat tidak akan pernah terlihat oleh mata. Lucunya, justru masyarakat kita hari ini, lebih sering merasakan ketakutan jika suatu hari bertemu dengan sosok hantu, yang secara logika dua hal ini tidak akan bertemu. Karena jika ia tampak maka secara takdir sudah menyalahi kodratnya sebagai sesuatu yang ghaib.

Begitu pula dengan isu deradikalisasi, sebagai orang yang beragama dan manusia yang berlogika, kita tidak menafikan adanya beberapa oknum yang salah memahami teks agama, sehingga melahirkan pemikiran yang salah untuk selanjutnya beraksi atas kesalahan cara pandang tersebut.

Namun, mengangkat isu ini lebih dari porsi yang dibutuhkan seperti meminum obat dengan dosis tinggi untuk sakit yang ringan, akibatnya bukanlah kesembuhan yang didapatkan, melainkan semakin bertambahnya rasa sakit atau mangakibatkan kefatalan yang lebih.

Akhirnya, seperti halnya film horror, dengan cerita setan dan hantu yang menyeramkan, walaupun sebenarnya ia tidak nyata tapi akan tetap diproduksi karena secara ekonomi memberikan keuntungan yang signifikan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline