Lihat ke Halaman Asli

Duet Maut Hary Tanoe - Budi Waseso Selamatkan Generasi Muda dari Bahaya Narkoba

Diperbarui: 20 Desember 2017   05:14

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Republika.co.id

Generasi muda adalah pemegang tongkat estafet masa depan bangsa. Bila generasi muda terdidik dengan baik, maka akan baik pula masa depan bangsa ini. Namun sebaliknya, bila generasi mudanya tidak terdidik dengan baik dan salah pergaulan, mereka akan terjerumus ke jalan kegelapan. Maka jangan salahkan bila nasib bangsa Indonesia ini juga akan demikian.

Indonesia merupakan salah satu negara yang mengalami bonus demografi. Puncaknya, data BPS menyebutkan, pada tahun 2020 hingga 2030, 70% masyarakat Indonesia akan dihuni oleh generasi muda.

Bonus demografi ini akan seperti pedang bermata dua. Tentu, perkembangan zaman memang tak bisa dielakkan, seperti tekhnologi, misalnya. Satu sisi bernilai positif bagi generasi muda, namun juga akan bernilai negatif jika penggunaan tekhnologi tersebut tidak didasari ilmu dan tanpa kontrol.

Maka dari itu, kembali ke pedang tadi. Jika generasi mudanya bisa produktif, bisa memanfaatkan tekhnologi dengan sebaik mungkin, maka akan berdampak kepada kemajuan dan kesejahteraaan bangsa ini. Layaknya pedang yang bermanfaat untuk orang nain. Namun sebaliknya, jika generasi mudanya tidak produktif, salah pergaulan, Indonesia akan terancam. Pedang itu akan tidak berfungsi, akan tumpul dan tidak berguna apa-apa. Artinya, meski banyak dihuni oleh generasi muda, tapi tidak berguna sama sekali untuk Indonesia.

Oleh sebab itu, selayaknya kita harus bersiap diri untuk mengadapi ancaman bonus demografi tersebut. mendidik dan memberikan contoh yang baik kepada generasi muda Indonesia.

Namun, dalam dekade terakhir, tak bisa dipungkiri bahwa ancaman terberat bagi generasi muda di Indonesia adalah narkoba. Konsumen terbesar narkoba adalah generasi muda, dan Indonesia adalah pangsa pasar narkoba terbesar di Asia.

Kabar akan semakin maraknya peredaran narkoba di Indoensia, kian hari kian menyesakkan dada. Satu contoh kasus yang terjadi pada pertengahan bulan Juli 2017 lalu, masyarakat sempat dihebohkan dengan adanya penemuan satu ton sabu oleh aparat Bea dan Cukai Batam di perairan Bintan.

Ya, obat-obatan terlarang itu benar-benar mengancam eksistensi peran generasi muda Indonesia. Mereka mati kreatifitas, mati ide dan tidak produktif ketika telah terjerumus ke dalam kubangan narkoba.

Coba bayangkan, sepanjang tahun 2015-2016, Badan Narkotika Nasional (BNN) telah mengungkap 1.015 kasus dari 72 jaringan sindikat narkotika, dengan tersangka sebanyak 1.681 orang. Selain itu, tindak pidana pencucian uang dari kejahatan Narkoba juga berhasil diungkap, yaitu sekitar Rp 142 miliar. Kemudian barang bukti yang berhasil disita hingga Juni 2016 adalah 2,8 ton sabu, 707.864 butir ekstasi, 4,1 ton ganja, dan 69 hektar lahan ganja. Sungguh, sangat mengerikan.

Namun, di balik kengerian kondisi generasi muda Indonesia saat ini, beruntunglah masih ada, meski hanya segelintir orang, yang peduli akan pemberantasan dan pembabat habisan narkoba di Indonesia. Dia adalah Hary Tanoesoedibjo.

Tak tanggung-tanggung, greget melihat semakin maraknya peredaran narkoba di Indonesia, Hary Tanoe menghibahkan tanahnya kepada BNN  seluas 1.854 meter persegi. Tak hanya itu, tanah seluas 16.480 meter persegi juga dipinjam-pakaikan kepada BNN. Semua itu diberikan Hary Tanoe tak lain dan tak bukan, hanya untuk menyelamatkan generasi muda Indonesia dari ancaman dan bahaya narkoba.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline