Lihat ke Halaman Asli

Rudy

Back to work

OJK Soroti Anak Muda Kecanduan "Beli-beli", Harus Diselamatkan

Diperbarui: 10 November 2024   15:23

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi anak muda kecanduan belanja sehingga terjerat utang (rakyatsumbar.id)

FOMO, akronim dari Fear of Missing Out, istilah ini sering muncul di media dan viral.

Pertama kali saya mengenal istilah ini adalah beberapa tahun yang lalu.

Pada waktu itu diberitakan di media bahwa muncul fenomena FOMO di Facebook.

Jika teman-teman di medsos itu selalu mengikuti postingan teman-temannya, maka mereka selalu mengikutinya.

Jika tidak demikian, maka mereka akan dianggap tidak solider kepada temannya.

Jika mereka memposting sesuatu, maka FOMO ini muncul, selalu memperhatikan postingannya itu agar tidak ada yang terlewat.

Berkaitan dengan ikut-ikutan ini, menarik apa yang diungkapkan oleh OJK (Otoritas Jasa Keuangan). 

Bahwa banyak orang muda yang terjerat utang akibat FOMO.

Hal tersebut dikatakan oleh Friderica Widyasari Dewi, Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi, dan Perlindungan Konsumen OJK.

"Anak muda kepingin banyak gaya (hingga bahkan berutang banyak)," kata Friderica, Jum'at (8/11/2024), di The Westin Resort, Nusa Dua, Bali, di sela-sela acara OECD/INFE-OJK Conference.

Lebih lanjut Friderica mengatakan adanya gadget menjadi penyebab anak-anak muda semakin mudah klak-klik di HP nya tanpa sepengetahuan orangtuanya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline