Presiden terpilih Prabowo Subianto baru saja mengumumkan susunan menteri-menteri dan wakil menteri Kabinet Merah Putih.
Ada 53 menteri dan 56 wakil menteri secara keseluruhan yang akan membantu Prabowo-Gibran menyelesaikan "PR-PR nya" dalam lima tahun ke depan.
Dari keseluruhan, ada 22 menteri dan wakil menteri Kabinet Merah Putih itu di bidang perekonomian.
Pembantu presiden di bidang non ekonomi tentunya tidak bisa diabaikan begitu saja.
Namun bagi orang awam menteri di bidang ekonomi tersebut diharapkan dapat menolong mereka memperbaiki standar hidup mereka khususnya meningkatkan daya beli.
Seperti tengah viral saat ini dimana jumlah middle class terus mengalami penurunan sejak pandemi Covid-19 tahun 2019 yang lalu.
Bukti dari terjadinya middle income trap itu dapat terlihat dari data-data munculnya fenomena "makan tabungan" dan deflasi lima bulan beruntun (Mei - September 2024).
Makan tabungan adalah penarikan simpanan masyarakat di Bank secara bergelombang.
Dalam artian mereka terpaksa "menguras" tabungan mereka untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Sejatinya deflasi bermanfaat dimana dengan penurunan harga-harga tersebut kita dapat membeli barang dengan rupiah yang lebih sedikit.
Namun sayangnya, deflasi kali ini mencerminkan lemahnya daya beli.