24 Maret 1946 tak lepas ingatan dari peristiwa bersejarah yang sulit dilupakan khususnya bagi warga Bandung, ibukota Jawa Barat.
Peristiwa Bandung Lautan Api.
Jelas millenial pada saat ini tak melewati masa-masa itu.
Mereka dan para sejarawan membaca peristiwa yang membara itu dari buku, mulut ke mulut, atau kabar-kabar lainnya.
Saya sendiri tidak menyangka jika lagu "Halo-halo Bandung" mengisahkan perjuangan heroik warga Bandung pada peristiwa Bandoeng Laoetan Api.
Lagu karya Ismail Marzuki yang kerap kita dengar itu mengisahkan bahwa kota Bandung menjadi lautan api.
Semula saya mengira lagu itu hanyalah sekedar lagu penyemangat, tak terpikir adanya peristiwa Bandoeng Laoetan Api seperti yang saya baca dari literatur.
Ternyata seperti lirik dalam lagu Halo-halo Bandung "sekarang telah menjadi lautan api" ada hubungannya dengan api.
Pada 24 Maret 1946 sekitar 200.000 penduduk Bandung sengaja membakar rumah mereka untuk menghindari tentara sekutu dan NICA menduduki Bandung yang akan dijadikan markas untuk melawan TKR (Tentara Keamanan Rakyat).
Para penduduk itu meninggalkan rumah-rumah mereka yang dibakar menuju ke wilayah Bandung Selatan.
Lebih menarik lagi, ada seorang tukang becak yang bernama Emen yang heroik.