Lihat ke Halaman Asli

Rudy

Don't cry

'Emotional Eating' Karena Stres dan Galau Bisa Picu Kenaikan Berat Badan

Diperbarui: 19 Mei 2024   13:54

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Stres (new.yesdok.com)

Pernahkah kita melihat atau merasakan sendiri nafsu makan kita sangat meningkat secara sadar atau tidak.

Kita jadi melahap segala macam makanan yang enak-enak dengan tanpa memperdulikan apakah makanan yang kita konsumsi itu bernutrisi atau tidak.

Emosi ingin makan berlebihan itu adalah sebagai "balas dendam" akibat kondisi kita yang sedang stres, galau, atau sedih.

Kondisi seperti itu dalam dunia kedokteran disebut dengan emotional eating.

Masalah yang muncul akibat pekerjaan, finansial, asmara, dan sebagainya membuat kita mengatasinya dengan makan untuk menenangkan diri.

Dunia kedokteran menyebutkan apabila seseorang mengalami stres, galau, atau sedih maka kondisi tersebut akan mempengaruhi hormon yang disebut dengan ghrelin.

Hormon inilah yang memicu seseorang untuk makan terus.

Emotional eating dapat meningkatkan risiko seseorang kepada tingkat kesehatan.

"Emotional eating bisa menyebabkan kenaikan berat badan " kata dokter sekaligus content creator kesehatan dr. Nadya Alaydrus, Sabtu (18/5/2024).

Seperti diketahui, kenaikan berat badan potensial membuat seseorang memiliki berat badan yang tidak ideal bahkan menjadi obesitas.

Padahal obesitas ini merupakan cikal-bakal munculnya penyakit-penyakit seperti hipertensi, diabetes melitus, stroke, dan jantung koroner.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline