Lihat ke Halaman Asli

Rudy

Don't cry

Prabowo Ungkap Bisa Damai dengan Jokowi Karena Filosofi Cina Kuno "1000 Kawan Terlalu Sedikit"

Diperbarui: 8 Mei 2024   09:56

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Prabowo Subianto (media Indonesia.com)

"Dua kali saya dikalahkan Jokowi, tapi saya tidak sakit hati dan tidak membenci," ujar Prabowo Subianto, pemenang Pilpres 2024-2029.

Mantan Danjen Kopassus tersebut mengatakan itu pada kesempatan meresmikan replika Keraton Majapahit, Selasa (7/5/2024) malam, di Jakarta.

Memang benar seperti yang kita ketahui Prabowo Subianto ikut menjadi calon presiden pada pemilu 2014 dan 2019 masing-masing dengan pasangan yang berbeda. Namun pada kedua periode tersebut, Prabowo kalah.

Setelah kalah di Pilpres 2019 yang lalu Prabowo Subianto menerima tawaran dari Presiden Jokowi untuk bergabung di kabinet 2019-2024 dengan menjabat Menteri Pertahanan.

"Tidak lama-lama dan tidak berpikir panjang, hanya 30 menit saya terima tawaran itu," kata menantu mantan Presiden Soeharto itu.

Prabowo mengambil keputusan itu karena menurutnya masyarakat menginginkannya.

"Kita harus mencari kebaikan bukan perpecahan," lanjutnya.

10 tahun berseberangan, 10 tahun menjadi lawan politik Jokowi namun Prabowo sekali lagi mengatakan dia tidak sakit hati dan membenci.

Bahkan Prabowo mengungkapkan sebuah filosofi dari Cina kuno.

"Sederhana. Berasal dari Cina kuno," kata Prabowo.

Filosofi Cina kuno itu berbunyi 1000 kawan terlalu sedikit, 1 lawan terlalu banyak. Kita bikin kawan susah. Bikin lawan gampang.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline