Lihat ke Halaman Asli

Rudy

Don't cry

"Habis Gelap Terbitlah Terang" Jangan Menyerah, Majulah Terus Perempuan Indonesia

Diperbarui: 20 April 2024   11:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

R.A. Kartini (bobo.grid.id)

Bagi milenial sekarang nampaknya sulit memahami mengapa setiap tanggal 21 April setiap tahunnya diperingati sebagai Hari Kartini.

Milenial sekarang tidak mengenal adanya perbedaan antara laki-laki dan perempuan dalam hal kesetaraan profesi.

Kalau pria ada yang jadi menteri, polisi, dokter, sarjana, pengusaha, guru, dan jabatan yang berperan di masyarakat lainnya, apa bedanya dengan perempuan dalam hal ini?

Toh, perempuan juga banyak yang memangku jabatan pria seperti yang disebutkan di atas?

Ya, ini adalah jaman kekinian.

Milenial tidak akan tahu jika tidak diajarkan atau membaca sejarah masa lalu dimana pada waktu itu perempuan Indonesia di nomor duakan.

Wanita tugasnya hanyalah melahirkan, menemani suami, memasak di dapur, atau mengurus anak.

Tak jarang pula wanita dijadikan obyek pria sebagai istri kedua atau ketiga.

Milenial tidak tahu jika ada sosok seorang Kartini yang menjadi pelopor perjuangan kesetaraan wanita dengan pria.

Kartini dilahirkan di Jepara pada 21 April 1879 pada masa pemerintahan Hindia-Belanda.

Oleh karena beliau berasal dari kalangan bangsawan maka di depan namanya ada gelar RA (Raden Ajeng).

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline