Hanya dua minggu sebelum perayaan Natal dan Tahun Baru, Detasemen Khusus (Densus) 88 menangkap sembilan terduga teroris jaringan Jamaah Islamiyah (JI) di wilayah Jawa Tengah. Lokasi-lokasi penangkapan antara lain daerah Sukoharjo, Sragen, Klaten, dan Boyolali.
Tim Densus 88 juga menyita barang bukti berupa senjata api (senpi) dan senjata tajam. Selain senpi, sejumlah puluhan amunisi senjata api laras panjang sebanyak 70 butir dan 176 laras pendek juga diamankan. Enam pucuk senpi pendek, 10 pucuk PCP senjata gas, kaliber 6 milimeter dan 8 milimeter, dua anak panah crossbow
Kita tahu bahwa sejarah Jamaah Islamyah memang tidak lepas dari Abdullah Sungkar dan Abu Bakar Baasyir sebagai dua sahabat yang punya aliran islam konservatif dan terinpirasi dari gerakan Durul Islam dan melanjutkan c ccta-cita untuk mengemangkan negara islam.
Hanya saja karena situasi Orde baru yang tida memungkinkan untuk mengembangkan cita-cita mereka, ABB kemudian melarikan diri ke Malaysia dan hidup di sana selama beberapa tahun. Sungkar meninggal namun ABB terus berusaha melanjutkan cita-cita mereka soal negara berdasar syariat Islam.
Bom Bali, Bom JW Marriot dan beberapa bom Natal di Jakarta dan beberapa daerah di Indoneisa tahun 2000, lalu ada pemengggalan siswi Kristen. Bom di Bursa E\fek Jakarta dan kemudian bom di kedutaan Filipina dianggap aparat mengacu atau ada campur tangan dari ABB. Di pengadilan itu semua tidak terbukti. Lalu ABB kemudian ditangkap, ditahan dan stelah ditahan beberapa waktu, dia dilepaskan karena alasan kemanusiaan (lansia). Setelah dilepaskan menurut kabar yang beredar, ABB mengakui Pancasila sebagai dasar negara.
Namun ternyata, JI telah berkembang sedemikian rupa dan telah menjadi inspirasi bagi banyak kalangan yang sefaham dengan Islam konservatif untuk meneruskan cita-cita JI dan Darul Islam. Ini adalah bagian paling membahayakan bagi sebuah negara karena sebenarnya bentuk dan dsar negara Indonesia yang berdasarkan Pancasila adalah selesai dan final.
Apalagi pada saat ini, teknologi mempermudah segalanya. Sehingga ini menjadi tantanan kita semua.
*
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H