Lihat ke Halaman Asli

Rudi Darma

pemuda senang berkarya

Perlunya Pemahaman yang Benar soal Simpati ke Palestina

Diperbarui: 25 November 2023   10:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

republika

 

Dunia kini masih terpaku dengan perang antara Israel dan Hamas. Hamas sebuah kelompok garis keras di Palestina memang melakukan penyerangan lebih dulu ke Israel sekitar sebulan lalu dan menyebabkan Israel melakukan serangan balasan secara terus menerus kepada Hamas.

Alih-alih menggempur markas Hamas, yang dilakukan oleh Israel adalah menggempur Hamas, namun juga menyasar rumah sakit dan perumahan penuh dengan Masyarakat sipil. Alasan mereka karena Hamas konon menyembunyikan persediakan bahan bakar di lorong-lorong bawah tanahdi sekitar rumah sakit itu. Namun Israel seakan tidak mengindahkannya dan tetap menyerang piusat-pusat layanan Masyarakat itu.

Israel bahkan tidak segan untuk menembakkan peluru kendali ke sasaran penyerangan mereka termasuk rumah sakit. Bahkan RS milik Indonesia yang dinamai RS Indonesia juga tak lepas dari rudal Israel, sehingga r situ tidak bisa beroperasi. Selain itu rumah sakit terbesar di jalur Gaza yaitu Al Syifa juga dihancurkan olejh Israel sehingga tidak bisa beroperasii. Akibatnya, mayat-mayat bergelimpangan di halaman rumah sakit. Bayi-bayi yang lahir premature harus diungsikan di Mesir danorang yang terluka atau sakit, tidak bisa berobat karena obat habis dan tidak tersedia lagi ruang operasi.

Yang paling menderita dalam penyerangan Israel tanpa henti itu adalah wanita dan anak-anak. Mereka menderita karena mereka kehilangan nyawa untuk sesuatu yang tidak mereka serukan atau berdasar kesalahan mereka. Dan inilah concern dunia terhadap Palestina. Israel dengan terang benderang memang telah mengabaikan rasa kemanusiaan hanya karena asumsi mereka soal keberadaan musuh mereka yaitu Hamas.

Sebagai negara dengan penduduk muslim yang sangat besar, Indoensia sangat bersedih melihat kenyataan di palestina. Negara kit aini pada saat non perang saja sudah sangat terlihat membela Palestina, apalagi pada masa-masa kini. Karena itu beberapa demo besar di Jakarta lalu menyusul daerah lain melibatkan ribun orang bahkan ratusan ribu yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia.

Puncaknya adalah ketika Majelis Ulama Indonesia memberi imbauan untuk menghindari transaksi dan penggunaan produk yang terafiliasi dengan Israel. Karena jika mereka mendukung Israel, berarti juga mendukung penjajahan dan zionisme. Imbauian ini dituangkan melalui fatwa yang sudah dikeluarkan secara resmi.

Fatwa ini bersinergi dengan komitmen pemerintah dalam hal dukungan terhadap Palestina. Namun demikian, fatwa ini tidak lepas dari penterjemahan kelompok radikal secara serampangan. Mereka, misalnya, menarasikan bahwa boikot ini tidak cukup hanya pada produknya, namun juga sistem demokrasi yang menurut mereka produk Yahudi. Disinformasi semacam ini banyak muncul di media sosial.

Ini lama-kelamaan adalah ajakan untuk membangun kekhilafahan dan lain sebagainya yang akhirnya intinya jauh dari simpati kita kepada Palestina. Karena itu sangat penting bagi ulama yang paham soal agama dan umara sebagai pemimpin public dan intelektual untuk memberikan pengertian yang benar soal ini. Artinya, sinergitas ulama dan umara dalam hal ini tetap melibatkan peran masyarakat untuk mengoptimalkan persatuan bangsa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline