Lihat ke Halaman Asli

Rudolf W

Robot pekerja.

Hey Jude, Maju Pilkada Tak Hanya Butuh Modal "Dekengan Pusat"

Diperbarui: 21 Agustus 2024   08:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Baliho Dico M Ganinduto yang terpasang di pinggir jalan di Kota Semarang./dok. pri

Hey Jude, don't make it bad.
Take a sad song and make it better.
Remember to let her into your heart,
Then you can start to make it better.

SEPENGGAL bait lirik lagu The Beatles dengan judul "Hey Jude" saya pakai untuk mengawali tulisan, karena saat saya hendak menulis agak kesulitan untuk mengawali kata-kata dalam membuat esai tentang peta politik jelang Pemilihan Wali Kota dan Wakil Wali Kota (Pilwakot) Semarang yang akan dilaksanakan 27 Novemver 2024 mendatang.

Setelah saya mendengarkan lagu tersebut, saya seakan mendapat inspirasi, untuk membuat surat terbuka bagi salah satu bakal calon Wali Kota Semarang, Dico M Ganinduto yang saat ini masih menjabat sebagai Bupati Kendal.

Hey Jude.. awalnya akan saya ganti menjadi Hey Dico.. sebagai kalimat awal untuk surat terbuka tersebut.

Namun, setelah saya pikir-pikir, untuk apa saya membuat surat terbuka. Toh juga belum tentu dibaca oleh beliaunya. Akhirnya saya memutuskan untuk menulis uneg-uneg saya sebagai warga Kota Semarang, dan sedang resah melihat peta politik jelang Pilwakot Semarang.

Kenapa saya resah, karena dinamika politik di kota ini kian memanas. Hal itu setelah salah satu calon wali kota jagoan saya, Hevearita Gunaryanti Rahayu belum lama ini tersangkut masalah hukum yang ditangani Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). 

Namun hingga kini tak ada juntrungannya, alias kasusnya mengambang. Padahal, KPK dengan banyak personelnya telah melakukan penggeledahan di hampir seluruh dinas dan kecamatan di Pemkot Semarang, selama kurang lebih sepekan.

Apa hasilnya? Saya malas untuk membahas hasil, karena memang sampai saat ini belum ada kepastian hukumnya.

Singkatnya, banyak orang yang menganggapnya ini hanya upaya penjegalan agar Mbak Ita, sapaan akrab Hevearita Gunaryanti Rahayu agar tak maju di Pilwakot Semarang. 

Meski ini sementara hanya jadi asumsi saya, namun diamini juga oleh beberapa kawan dan rekan. Apalagi kala itu, Mbak Ita dan Yoyok Sukawi selalu mendominasil survei dari beberapa lembaga. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline