Lihat ke Halaman Asli

Melangkah Bersama Koperasi

Diperbarui: 1 November 2016   15:51

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: kittingblogger.blogspot.com

Dalam satu kesempatan, saya mendapat “wahyu keprabon” menjadi pengurus koperasi di lingkungan kantor Balai Taman Nasional Gunung Ciremai Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Nama koperasinya adalah KPRI (Koperasi Pegawai Republik Indonesia) EDELWEIS. Nama EDELWEIS diambil dari nama flora sejenis bunga yang tumbuh di sekitar puncak gunung ciremai dan gunung lainnya. KPRI Edelweis bediri sejak 2008 lalu. Bidang usahanya aneka ragam seperi Simpan-Pinjam, Niaga dan Kerjasam Kemitraan dengan lembaga dan masyarakat sekitar kawasan Taman Nasional Gunung Ciremai.

Sebagian kebutuhan anggota dan perkantoran di penuhi oleh KPRI Edelweis seperti konsumsi rapat, pulsa, ATK dll yang tersedia disebuah kantin yang telaknya di lingkungan kantor.

Sedangkan usaha diluar lingkungan kantor diantaranya adalah perlindungan/asuransi bagi pengunjung wisata kawasan Taman Nasional Gunung Ciremai yang tersebar di kaki gunung ciremai. Usaha ini dijalankan berkat kerjasama dengan AJB Bumiputera 1912 Cabang Cirebon sebagai perusahaan yang cukup terkenal dalam dunia asuransi.

Usaha lainnya yaitu Outbond yang dikerjasamakan dengan POC (Palutungan Outbon Ciremai). Merupakan sekelompok masyarakat Desa Cisantana Kec. Cigugur Kab. Kuningan-Jawa Barat yang cara pembagian keutungannya menggunakan persentase sharing.

Usaha lainnya yang masih dalam tahap penggodogan yaitu menjadi EO (Event Organizer). Obyek Daya Tarik Wisata alam di Taman Nasional Gunung Ciremai memang telah lama memiliki potensi besar dalam bisnis wisata. Bila tidak ada halangan tahun depan akan segera teralisasikan.

Semua usaha KPRI Edelweis secara umum berjalan lancar dan dapat menghasilkan SHU (sisa hasil usaha) yang lumayan, walaupun belum bisa memuaskan anggota. Maklum semua anggota adalah PNS yang gajinya gede-gede. Tentu kalau hanya mendapat SHU rata-rata Rp. 500.000/tahun, mereka tidak puas.

Seperti pada koperasi pada umumnya, anggota sangat menuntut kenaikan SHU pada tiap tahunnya. Padahal kalau diajak melakukan usaha sering ogah-ogahan. Anggota tidak mau ambil pusing, mereka hanya ingin SHU besar?

Sebenarnya saya tidak terlalu berminat mengurus koperasi karena “you know” lah pandangan masyarakat terhadap koperasi yang sering dilirik sebelah mata. Aturan yang mengharuskan PNS tidak boleh menjadi pengurus koperasi, sehingga secara otomatis saya dan teman-teman yang nota bene adalah pegawai honorer harus menjadi pengurus koperasi. Saya terpilih menjadi Sekretaris di KPRI Edelweis pada kepengurusan 2014-2016.

Tidak pernah terpikir sebelumnya saya akan menjadi pengurus koperasi. Tapi apa boleh buat, karena keadaan saya pun menjalaninya.

Pada hari-hari pertama tentu saya sangat awam tentang koperasi karena saya selama menjadi anggota termasuk anggota pasif. Beruntung saya sering diundang oleh Dinas Koperasi dan UKM Kab. Kuningan dalam acara bimbingan teknis atau pelatihan akuntansi koperasi. Diskusi dengan pengawas dan pengurus sebelumnya juga menambah wawasan saya tentang koperasi. Sehingga sekarang di masa akhir kepengurusan, saya telah menjadi MANUSIA KOPERASI? Hehe...

Sebagai pengurus saya tidak mendapat gaji bulanan dari koperasi karena takut SHU nya sedikit. Tapi saya masih bersyukur karena masih ada slot anggaran yang bisa dipergunakan seperti Dana Pendidikan dan Biaya Operasional. Gaji sebagai pengurus koperasi dibayarkan setelah pembagian SHU di awal tahun.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline