Entah apa lagi yang mesti saya tulis bahkan untuk menentukan kalimat pertama dalam sebuah tulisan pun sering menguras banyak tenaga. Hal itu sering terjadi karena ada beberapa hal yang mempengaruhi psikis seorang penulis, yaitu, adanya Harapan. Karena bagaimana pun juga langkah pertama adalah segalanya, begitu juga dalam sebuah tulisan Judul, Subjudul, dan kalimat adalah segalanya.
Konon, dalam sebuah teori penulisan judul dan kalimat pertama itu mempunyai waktu sekitar tiga sampai lima detik. Jika diantara waktu itu pembaca tidak merasakan nikmat dari tulisan itu sudah dapat dipastikan kalimat selanjutnya menjadi sia-sia alias tidak akan pernah di baca.
Tapi, Siapa Peduli?
Teori penulisan semacam itu hanya berlaku dalam ruang bisnis! Pengalaman saya dalam membaca sebuah teks selalu terbuai dengan hal-hal yang instant dan menarik mungkin karena ada tuntutan semacam itu. Penulis yang awam atau profesional sekalipun selalu menggunakan teknik seperti itu. Tapi jika itu ditinjau ulang kembali, malah terkadang menjadi hal yang sia-sia. Judul menarik, kalimat pertama menarik dan segar untuk di baca. Tapi apa kabar isi dan kalimat selanjutnya? ah saya selalu bertemu dengan tulisan seperti itu, kadang saya selalu berfikir sedang tidak bernasib baik haha Niat mencari referensi dalam sebuah tulisan malah mendapat perbandingan tulisan yang seperti itu, tapi tak apalah namanya juga itu sebuah proses dan pencarian.
Kembali lagi dalam sebuah wacana penulisan, memang saya yang kini masih belajar berseluncur dalam dunia kepenulisan--entah itu menulis dalam bentuk artikel, berita, copywriting, dan berbagai macam bentuk tulisan lainnya. Semuanya membicarakan teori dan metode dalam penulisan yang sama, hal yang saya ketahui butuh sebuah tulisan yang menarik dan segar dari segi judul dan sub judul jika tidak melakukan teknik seperti itu sudah pasti tulisan kalian tidak akan dibaca, tapi balik lagi, siapa perduli? hehe.
Saya hanya merasa muak dengan teori seperti itu, mungkin karena saya tidak bisa menulis seperti itu saya merasa kesal dan marah. Tapi bukan itu sebenarnya alasan saya menulis catatan ini. Jika di tinjau lebih dalam lagi, keberadaan informasi adalah sebuah bentuk pengetahuan bagi pembaca kan? Maka ada berbagai macam bentuk dalam memberikan informasi itu, salah satunya adalah dengan tulisan. Maka terciptalah informasi dalam bentuk tulisan. Semakin berkembang nya dunia penulisan muncul berbagai macam teori dalam penulisan itu, khusus dalam dunia digital teknik yang saya sebutkan sangat jitu sekali untuk dipakai. Tapi apakah tulisan seperti itu memberikan jaminan kepuasan bagi pembaca?
Saya kira apa yang saya tulis disini adalah bentuk kemuakan dari berbagai macam tulisan yang menggunakan teknik seperti itu, ini tidak akan menjadi polemik jika tulisan itu mempunyai gizi yang oke dari huruf pertama hingga akhir tapi kebanyakan tulisan yang beredar jika tidak selektif kita akan banyak menemui tulisan yang manis di awal dan pait di bagian isi salah satunya saya sering menemui tulisan itu, bahkan di beberapa tulisan saya yang dulu pun seperti itu wkwk parah!
Saya termakan dengan prinsip yang Instant! padahal jika difikir kembali teori yang muncul dengan teknik seperti itu justru memiliki dampak yang buruk, salah satunya dalam menyerap informasi sebagai pengetahuan dibuat semakin sempit dan praktis, alih-alih disederhanakan tapi isinya kabur kesana kemari. Bahkan kita sebagai pembaca dan saya sendiri pun merasakan itu menjadi malas mebaca jika tidak ada hal yang menarik dalam setiap judul dan subjudul. Bukankah cara berfikir dan prinsip kita dalam kegiatan menulis dan membaca secara sadar dan tidak sadar sudah terbentuk menjadi seperti itu?
Saya pun kembali berfikir mengenai dunia kepenulisan, hal seperti apa yang dibutuhkan oleh pembaca?
Mungkin sudah banyak saat ini teori tentang menulis dalam dunia ini namun jika anda merasa tidak yakin dan belum menemukan teori yang cocok seperti apa yang saya alami, ya karena saya masih awam dalam dunia kepenulisan anggap saja kegiatan menulis itu sebagai bentuk pengolahan bati. Hilangkan dulu harapan yang membentuk dalam pikiran kita, teori mutlak dalam penulisan adalah tetap menulis seiring berjalan nya waktu mungkin kita akan mempunya teknik dan metode yang khas sehingga membuat pembaca dengan secara tidak sadar merasa nyaman membaca tulisan kita tanpa harus terbebani dengan judul dan kalimat pertama yang menarik hehe.
Maksud dan tujuan dari tulisan ini pun saya buat semata-mata untuk mengolah batin dan emosi saya yang meledak-ledak dalam diri ini. Karena merasa selalu sia-sia dalam setiap tulisan yang saya tulis, kemudian sulitnya mengejar standarisasi tulisan yang baik dan benar bagi orang-orang. Pada akhirnya saya berkesimpulan saya tidak akan mengikuti keinginan mereka, karena sejatinya menulis bagi saya kini lebih senang dengan gaya yang reflektif sekalipun tulisan itu bakal memuat seribu paragraf tapi saya menikmati adrenalin itu ketimbang harus terjebak dengan prinsip yang instant. Karena sayapun percaya dengan berbagai macam pepatah bahwa setiap kata yang saya rangkai menjadi sebuah tulisan akan ditemui oleh pembaca nya masing-masing.