Siapa yang tidak kenal Masinton Pasaribu, aktivis 1998 yang sekarang duduk sebagai anggota Komisi III DPR RI ini kerap bersuara lantang terhadap perilaku para pejabat yang di duga KKN (Korupsi, Kolusi dan Nepotisme).
Tidak ada spirit dan jiwa aktivisnya yang berubah, walaupun sudah masuk di lingkaran kekuasaan, seorang Masinton Pasaribu meyakini “hanya jiwa dan spirit aktivis pergerakanlah yang melekat dalam dirinya, jabatan sebagai anggota DPR hanyalah alat perjuangan mewujudkan cita-cita berbangsa dan bernegara yang adil dan tanpa KKN”.
Sebelum disenayan, Masinton adalah aktivis jalanan yang terus lantang dari jalan ke jalan menyuarakan Negara yang berkeadilan, bahkan Masinton Pasaribu di tahun 1998 nyaris kehilangan nyawanya bersama kawan-kawan aktivis lainnya karena menjadi korban penculikan 1998 yang memperjuangkan Reformasi Republik ini.
Setelah masuk di senayan melalui partai PDI Perjuangan, Seorang Masinton melalui kewenanganya pun tidak kalah galaknya ketika di jalanan, berbagai penyimpangan-penyimpangan oleh para pejabat Negara dihantam oleh Masinton, lihat saja catatan-catatan berikut ini yang menjadi bukti seorang Masinton tidak pernah berubah spirit aktivis pergerakanya:
Pertama, Masinton Pasaribu sebagai anggota komisi III DPR RI ini mengungkap mega skandal korupsi yang melibatkan Dirut Pelindo II, RJ Lino. Salah satunya terkait kasus perpanjangan konsesi yang dilakukan PT Pelindo II di bawah kepemimpinan RJ Lino tersebut.
Bagi Masinton, sosok pejabat Negara seperti RJ.Lino, dengan kekuasaan dan uangnya untuk berbuat melawan hukum dan penyelundupan hukum tentulah sangat di bencinya. Bagi dirinya, arogansi RJ.Lino adalah pengkhianatan atas amanah reformasi Indonesia.
Sepak Terjang Masinton Ungkap Kasus RJ Lino
Kedua, Masinton melawan cara-cara Freeport dalam berbisnis di bumi Indonesia, Menurut Masinton, gaya berbisnis Freeport adalah praktik VOC Baru, sehingga Freeport selalu melanggar Undang-Undang. Freeport selalu menggunakan teknik adu domba untuk mengeruk sumber daya alam negeri ini, yang terbaru adalah rame-rame adu domba kasus “papa minta saham”.
Seorang Masinton terus mendesak agar di bentuk pansus Freeport, guna membongkar segala tingkah laku Freeport beserta antek-anteknya di Indonesia yang sudah berjalan cukup lama itu.
Bahkan di duga kuat, menurut Masinton antek-antek para pemain di belakang Freeport adalah akttor yang sama di kasus Pelindo II.