Lihat ke Halaman Asli

Menko Rizal Ramli dan Ambisi Pembenahan Dwelling Time

Diperbarui: 5 Januari 2016   17:55

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Menko Maritim dan Sumber Daya, Bapak Rizal Ramli sejak Agustus 2015 lalu diberi tugas khusus oleh Presiden Jokowi untuk membereskan waktu tunggu bongkar muat peti kemas di pelabuhan Tanjung Priuk (Dwelling Time).

Persoalan Dwelling Time ini memang sempat membuat marah presiden Jokowi waktu itu karena tergolong sangat lama. Tak heran isu Dwelling Time menjadi bola panas waktu itu sampai terjadilah pergantian para menteri oleh Presiden Jokowi.

Bukanlah seorang Rizal Ramli kalau tidak menyukai tantangan. Masuk di jajaran Kabinet Presiden Jokowi, seorang Rizal Ramli langsung menyelesaikan tugas barunya dengan cepat dan tegas. Inti dari tugas Presiden Jokowi terkait Dwelling Time ini sebenarnya adalah menurunkan waktu dari rata–rata 6,5 hari menjadi rata-rata 4,7 hari, sebagaimana sumber informasi dari situs resmi Sekretariat Kabinet (Seskab) tanggal 17 Juni 2015.

Dan sudah dapat kami tebak tentunya, seorang Rizal Ramli pasti dapat menyelesaikan tantangan itu secara baik. Sesuai laporan pada bulan Desember 2015 kemaren dalam rapat terbatas kabinet, terbukti dwelling time yang sebelumnya sempat mencapai rata-rata 6-7 hari berhasil diturunkan rata-rata menjadi 4,3 hari. Hal ini sebenarnya sudah melampaui target keinginan pak Jokowi sebelumnya yang menginginkan rata-rata 4,7 hari. Patut diapresiasi langkah dan prestasi Menko Rizal Ramli dan sekaligus membantah bahwa kegaduhan Pak Rizal Ramli yang dianggap bagian dari manuver pencitraan.

Namun tidak berhenti disitu saja, bahkan menko Rizal Ramli berambisi yang terbaik agar Dwelling Time di Bulan Maret 2016 rata rata dapat menjadi 1,5 hari saja. Sungguh ambisi yang luar biasa demi perubahan tata kelola pelabuhan agar lebih baik, karena ini berdampak pada stabilitas perekonomian nasional.

Demikian,

Terima kasih.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline