Sukabumi -Pandemi virus corona Covid-19 hampir melumpuhkan sektor ekonomi, Para ekonom global telah memprediksi ekonomi dunia melambat tahun ini, Tak ada negara yang akan mencapai target pertumbuhan karena terhentinya produksi, turunnya konsumsi, akibat aktivitas masyarakat dibatasi untuk mencegah penularan virus copid-19 ini.
Berbeda jauh dengan perkotaan yang ekonominya terhenti karena penerapan kebijakan pembatasan sosial berskala besar, di perdesaan ekonomi menggeliat karena permintaan terhadap produk petani hutan meningkat, seperti jahe merah, jahe emprit, jahe gajah dan produk-produk lain yang mengandung banyak vitamin C untuk menaikkan kekebalan tubuh.
Sejumlah petani jahe merah berada di Kampung Mulyajaya RT 01 / RW 03 Desa Cihaur, Kecamatan Simpenan, Kabupaten Sukabumi, Jawabarat. Yang tergabung dalam "Kelompok Tani Mekarjaya" justru meraup untung di tengah pandemi virus corona atau covid-19. Sebab, jahe merah menjadi salah satu tanaman herbal yang paling banyak dicari karena diyakini berkhasiat memperkuat imunitas atau daya tahan tubuh.
Nana Supriyatna, Ketua Kelompok Tani Mekarjaya, kepada kompasiana.com mengatakan untuk permintaan serta harga emang ada peningkatan, pasalnya Dengan imunitas yang meningkat, sebagian masyarakat meyakini bahwa mengonsumsi jahe merah bisa untuk menangkal penyebaran virus corona tersebut.
Simak videonya :
" Pamor jahe merah naik mendadak di masa pandemi corona Covid-19 ini, lantaran diyakini bisa meningkatkan imun tubuh yang sangat-sangat dibutuhkan melawan virus, Imbasnya, para petani kecipratan berkah" ujar Nana Supriyatna yang sering di sapa Joko.
Masih kata Joko, untuk harga jahe merah pada tahun 2019 lalu rata rata 25 Ribu Rupiah perkilogram, untuk saat ini dari mulai bulan Maret sampai april (2020) berkisar 60Ribu rupiah perkilogram, Sedangkan untuk pariates Jahe Gajah tahun lalu berkisar 8000-10.000 Ribu perkilogram, sekarang mencapai 25 Ribu perkilonya.
Atas permintaan pasar yang terus meningkat petani pun di tuntut untuk lebih optimal meningkatkan jumlah luas tanam demi menutup kebutuhan.
"Kelompok tani kami Alhamdulillah selain dengan memanfaatkan pekarangan rumahnya untuk budidaya jahe merah menggunakan pot plastik atau polibag atau
Karung, juga berkebun dengan luas yang cukup lumayan luas" namun untuk sekarang ini kami sedikit kesulitan atas modal untuk membuka lahan baru, karena investor terganggu akibat pandemi copid ini. Akunya.
Selain terkendala modal untuk buka lahan baru juga kami terkendala pengadaan machine cruser, untuk membuat kompos, pasalnya lebih luas kita menanam lebih banyak dibutuhkan pupuk kompos untuk media tanam , saat ini kami masih menggunakan sistem manual dan memampaatkan mesin yang lama, seandainya ada bantuan dari pemerintah untuk kelompok tani kami sangat berharap"
Dari pantauan kompasiana.com kelompok tani tersebut selain menjual jahe hasil panen juga menjual bibit dengan usia sekitar 4 bulan, menurut nya bibit tersebut juga sangat banyak peminatnya.