Semakin hari kedok intelektualitas Rocky Gerung dipertanyakaan. Kali ini pernyataan yang mengaku paling mengunakan akal sehat ini, mengkritisi pemasangan baliho yang betuliskan 'Kami Rakyat Jokowi' di Jawa Timur.
Rocky Gerung mengatakan, banwaslu harus melakukan tindakan terhadap pemasang baliho tersebut. Rocky yang selalu merasa paling berakal menilai pemasangan spanduk di Jawa Timur itu tidak masuk akal dan berbahaya.
"Sebenarnya itu spanduk yang berbahaya dan nggak masuk akal karena rakyat itu lebih panjang usianya daripada usia Presiden Jokowi. Rakyat itu abadi, rakyat itu tidak mungkin berubah. Presiden diganti setiap lima tahun, rakyat nggak diganti. Jadi kalau disebut 'Kami rakyat Jokowi' berarti 17 April nanti mereka tidak lagi jadi rakyat. Kan logikanya begitu. 'Kami rakyat Jokowi', yang lain tuyul apa," kata Rocky dikutip dari detik.com. Pernyataan itu semakin menampakkan keperpihakannya kepada salah satu kontestan Pilpres 2019 mendatang. Figur intelektualitas yang seharusnya, menempatkan dirinya menjadi netral dan memberikan pendidikan politik. Malah, menjadikan dirinya mengaduk-aduk akal sehat publik. Membuat kebingungan publik memaknai semua proses perjalanan kampanye ini.
Kalaupun terminologi baliho "Kami Rakyat Jokowi" ini dianggap menyalahi logika khalayak. Lalu kenapa klaim muslim, klaim ulama, klaim Islam tidak menjadi perhatian kritis Rocky.
Jelas, domain terminologi keagamaan yang diklaim kubu pasangan nomor urut 02 ini. Sarat akan ketidak logisan. Dengan fakta-fakta yang ada. Lalu kenapa Rocky tidak mengatakan hal tersebut menyalahi akal sehat?
Padahal apabila dikaji secara akademis, klaim terminologi keagamaan ini efeknya lebih berbahaya. Akan berdampak pada konflik horisontal yang berbasis pada keyakinan. Apa dalam akal sehat Rocky tidak terlintas hal tersebut. Konflik keyakinan yang berdampak perang saudara seperti di Timur Tengah.
Baliho ' Kami Rakyat Jokowi' domain yang masuk akal dalam konteks politik ke Indonesian. Artificial kandungan terminologinya, sebatas akal sehat dan logis. Tanpa mencampur adukan keyakinan.
Indefitikasipun bebas. Tergantung latar belakang prefensi dukungan politik yang membacanya. Bagi pendukung Jokowi, baliho tersebut memenuhi keterwakilannya. Sementara bagi pendukung pasangan 02, baliho tersebut tidak mewakili. Mereka lebih terwakili dengan 'Rakyat Prabowo'.
Apabila baliho 'Kami Rakyat Jokowi'tersebut menjadi permasalahaan bagi Rocky Gerung. Maka jangan salahkan publik mengangap sikap Rocky itu keblinger.
Rocky tm terlalu memaksakaan daya kritisnya tidak pada tempatnya. Dan daya kritisnya penuh dengan keperpihakan. Jauh dari sikap logis
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H