Lihat ke Halaman Asli

Rudi Asman

Etnomusikolog

Etimologi Serune Kalee Aceh

Diperbarui: 26 September 2019   13:45

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri

Instrumen serune kalee dikenal dan tersebar di wilayah masyarakat Aceh Utara, Pidie, Lhoksumawe, Aceh Besar, dan Aceh Barat. Hasil pengamatan selama di lapangan ditemukan bahwa serune kalee merupakan dua kata terpisah terdiri dari serune dan kalee. 

Kata serune pada umumnya digunakan penyebutan alat tiup yang menggunakan lidah (reed) dan menggunakan daun lontar sebagai sumber bunyi atau bambu. 

Penyebutan kata serune banyak digunakan oleh masyarakat nusantara seperti, serune (Mandailing), sarune bolon (Batak Toba), sarunai kayu (Padang), sarunai (Riau) atau serune (Sumbawa). Meskipun, asal kata serune ini belum ada yang memastikan apakah berdasarkan dari perbendaharaan kata Melayu. 

Namun, masyarakat Turki memiliki instrumen yang sama dengan penyebutan dengan Zurna dan masyarakat Kashmir menyebut instrumen tersebut dengan Sor-nai. 

Berdasarkan dari catatan bahwa Aceh merupakan daerah yang banyak didatangi oleh para pendatang asing yang juga menetap sehingga alat tersebut ada perubahan penyebutan dengan bahasa Melayu dan instrumen yang diperkenalkan oleh para pendakwah Islam. 

Berdasarkan sumber buku kamus Aceh menjelaskan bahwa, Serune (serunai) memiliki arti seruling padi. Kalee dalam bahasa Aceh memiliki arti umpama bernyanyi atau menari dengan berbagai cara (jakalee ). Maka, serune kalee memiliki arti seruling bernyanyi atau menari.

Seorang pemain serune kalee Aceh bernama Ismail Sarong (B Ma'e) mengisahkan tentang terjadinya penamaan serune kalee. Dikisahkan Ada dua orang yang sedang mengerjakan serune, namun salah seorang temannya selama pengerjaan tersebut memiliki keperluan mendadak untuk pergi mengurusi urusan yang lain, di lain sisi harus menyelesaikan serune tersebut dan salah seorang diantaranya, berkata pada temannya "kah kalee ile siat barang nyoe" (tolong kamu selesaikan" barang/serune ini" semenjak itulah instrumen tiup tersebut diberi nama serune kalee.

Serune kalee dikenal sebagai instrumen dan juga dikenal sebagai kelompok pemain musik yang dilakukan secara ansambel yang terdiri dari serune kelee, rapa'i, dan geundrang. Kedudukan serune kalee dalam ansambel Aceh (rapa'i dan geundrang) merupakan penentu jalannya pertunjukan. 

Penampilan serune kalee diawali dengan musik rall (intro lagu), setelah si peniup telah cukup memberikan suasana lagu yang akan dibawakan si peniup memainkan melodi akhir lagu sebagai pertanda tempo yang mesti dimainkan beserta motif ritmis untuk penabuh ritmis. 

Kelompok peniup serune kalee pada dasarnya merupakan teman kenalan yang sudah pernah melakukan latihan, sehingga motif dan tempo yang dibutuhkan oleh peniup serune kalee telah di ketahui oleh penabuh ritmis, maka sering diucapkan oleh para pemain serune kalee. "Serune kalee ibarat Raja, maka ikutilah apa yang diperintahkan Raja kalian".

Berdasarkan penjelasan di atas, penamaan serune kelee diduga memiliki percampuran pangucapan bahasa yang dibawa oleh bangsa timur saat memasuki Aceh. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline