Lihat ke Halaman Asli

Di rahimmu ada anakku

Diperbarui: 26 Juni 2015   02:21

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Sumpah!!

Aku tersentak dan kaget saat tangan bidan memeriksa kehamilanmu. Dari bilik periksa samar-samar selintas terlihat bidan itu mengeluarkan benda asing. Tak tahu namanya dan tak tahu pula untuk apa.

"Kresekkresekkresekkresekkresek......!!!" suara aneh kudengar, kecil lalu membesar. Suaranya seperti radio tengah mencari sinyal. Disuruh periksa pasien kok malah nyetel radio, pikirku. Dan suara itu pun masih memenuhi ruangan.

Tiba-tiba ditengah suara gemresek itu ada suara duk duk duk duk. "Ini mba suara denyut jantung bayinya," kata bidan membuyarkan lamunanku membayangkan apa gerang yang terjadi di dalam.

Glek..!!! Kaget aku.

Benarkah itu?

"Itu suara denyut jantung bayinya kah bu?" tanyaku dari luar ruang periksa.

"Benar mas, denyut jantungnya cepat dan keras. Itu artinya normal," jelas bu bidan.

Subhanalloh,

Hampir saja tangis haruku pecah andai aku tak mampu menahannya. Empat bulan sudah makhluk kecil, mungil dan lucu itu bersemayam di rahim istriku. Terus tumbuh berpacu dengan waktu. Memberikan kejutan kecil yang membuat kami terharu semakin mewarnai hidup kami. Hanya dengan suara detak jantungmu saja mampu membuat ayah dan ibumu ini bahagia. Tak sabarnya kami selalu menunggumu, melihatmu menjejakan kakimu ke dunia ini. Tumbuh menjadi anak kebanggaan dan harapan, pewaris kehidupan.

Terima kasih Mahyaku (jika kau perempuan)

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline