Lihat ke Halaman Asli

Rudi Sinaba

Advokat - Jurnalis

Izinkan Aku Berlalu

Diperbarui: 28 Desember 2024   15:22

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

hiking (Pixabay)

Izinkan Aku Berlalu

Langit berbisik dalam senja yang pilu,
Bayang-bayang kelabu menjahit waktu,
Rindu tak lagi berakar di dasar kalbu,
Jejak-jejak langkahku terhapus angin lalu,
Izinkan aku, hanya sejenak berlalu.

Daun gugur mencumbu tanah yang bisu,
Debu perjalanan menempel di sepatu,
Aku hanyalah pengembara tanpa ragu,
Mengikat luka di ujung harap yang kaku,
Biarkan aku pergi, tanpa janji bersua.

Rintik hujan menenun kisah yang layu,
Pohon-pohon menangis dalam diam yang sendu,
Aku melepas bayangmu, perlahan tapi pasti,
Seperti ombak melepaskan diri dari karang yang mati,
Izinkan aku menghilang, dalam larut malam.

 Waktu berlari, tak peduli pada luka yang kubawa,
Kupetik malam, menulis sajak tanpa nama,
Kepada angin kubisikkan duka yang terbungkus fana,
Dan pada fajar, kuserahkan cerita yang tiada,
Izinkan aku berlalu, meski tanpa pamit.

Bintang berkedip, seolah mengerti keraguan,
Dalam sunyi, aku menjadi teman kesepian,
Menggulung perasaan yang pernah kau titipkan,
Melipat harapan seperti surat usang di laci kenangan,
Biarkan aku, melangkah ke batas akhir.

 Embun pagi mencair bersama jejak tanganku,
Di kaca jendela yang pernah kulukis wajahmu,
Sekarang hanya debu yang berbicara padaku,
Dan pintu terbuka mengundang aku berlalu,
Izinkan, sebab ini jalan yang kupilih.

  Ada kenangan yang tertinggal di tepian senyum,
Seperti lilin kecil dalam ruang yang temaram,
Tapi api itu kini hanya menghanguskan,
Membakar semua yang pernah kupanggil "rumah",
Biarkan aku pergi, meski ini tak mudah.

Kata-kata yang pernah kita genggam erat,
Kini melayang, seperti daun yang terlepas,
Setiap cerita yang kita bangun memudar,
Menjadi bayangan di langit yang memar,
Izinkan aku, melepaskan diriku sendiri.

Kapal-kapal kecil di dermaga hatiku,
Telah berlayar membawa mimpi yang baru,
Meski ombaknya kadang mengguncang sendu,
Aku tahu, ada laut yang lebih biru,
Izinkan aku mencari arus yang lebih tenang.

Hujan sore ini membasahi jalan yang panjang,
Menghapus jejak yang sempat tertinggal,
Kita seperti angin dan daun yang saling lepas,
Melayang jauh, mengikuti takdir yang keras,
Biarkan aku pergi, mencari damai di seberang.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline