Mengasah Soft Skill: Jembatan Kesuksesan di Dunia Kerja Modern
Belakangan ini, banyak Gen Z di Indonesia menghadapi tantangan serius di dunia kerja. Salah satu fakta mencengangkan adalah tingginya angka PHK yang dialami generasi muda ini. Meski memiliki kemampuan teknis yang baik, mereka kerap dinilai kurang memiliki soft skill seperti komunikasi, adaptasi, dan kemampuan kerja sama yang dibutuhkan perusahaan di era modern.
Laporan dari World Economic Forum (2023) menyoroti bahwa 60% pekerjaan di masa depan akan lebih bergantung pada soft skill dibandingkan kemampuan teknis. Apa yang terjadi? Generasi muda sering kali terlalu fokus menguasai teknologi terbaru tanpa menyadari pentingnya kemampuan interpersonal.
Lalu, bagaimana kita bisa belajar dari situasi ini? Yuk, kita bahas lebih dalam peran penting soft skill dan cara mengembangkannya.
Mari kita mulai dengan kisah sederhana. Ada dua karyawan bernama Andi dan Budi. Keduanya lulusan universitas ternama dengan kemampuan teknis yang sama baik. Namun, perjalanan karier mereka berbeda.
Andi dikenal sebagai pribadi yang supel. Dia selalu bisa menyampaikan idenya dengan jelas di rapat, mendengarkan saran kolega, dan mampu menjaga hubungan baik dengan klien. Di sisi lain, Budi sering terlihat gugup saat berbicara di depan umum, kesulitan bekerja dalam tim, dan cenderung menghindari situasi yang membutuhkan adaptasi.
Hasilnya? Andi dipromosikan menjadi kepala tim dalam waktu dua tahun, sementara Budi masih bergulat dengan kesulitan membangun relasi di tempat kerja.
Kisah ini menjadi gambaran nyata: soft skill adalah pembeda utama antara mereka yang berkembang pesat dan yang stagnan di tempat kerja.
Apa Itu Soft Skill dan Mengapa Penting?
Soft skill adalah kemampuan non-teknis yang mencakup komunikasi, kerja sama, adaptasi, hingga kepemimpinan. Menurut sebuah studi oleh LinkedIn (2020), 92% perekrut lebih memilih karyawan yang memiliki kemampuan interpersonal kuat dibandingkan yang hanya mengandalkan keahlian teknis.
Apa Itu Soft Skill?