Lihat ke Halaman Asli

Rudi Sinaba

Advokat - Jurnalis

Raut Tanpa Wajah

Diperbarui: 2 Desember 2024   07:21

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

No Face man (ArtPal)

Raut Tanpa Wajah

Raut itu melayang dalam kelam,
Tak berbentuk, tak berujung, hanya malam.
Bayangannya melukis langit sunyi,
Menorehkan luka pada jiwa yang mati.

Di mana suara menggema hilang?
Rindu memecah, tak pernah pulang.
Jejak langkah tersembunyi di debu,
Menghimpun sunyi dalam waktu yang beku.

Wajahmu adalah rahasia semesta,
Terkurung di balik tirai tanpa cerita.
Tak ada garis, tak ada warna,
Hanya ruang kosong dalam duka fana.

Mataku mencari di antara kabut,
Namun raut itu kian larut.
Hilang ditelan desir angin,
Meninggalkan rasa yang tak terjamin.

Raut tanpa wajah, siapa engkau?
Kenangan atau mimpi yang kini rapuh?
Sebuah harapan atau rasa bersalah,
Yang tersimpan dalam lorong tak berarah?

Langit menangis, bumi terdiam,
Rindu meronta dalam diam yang kelam.
Namun wajah itu tetap hampa,
Seperti bayang yang enggan bersuara.

Kutanya angin, ia hanya lewat,
Kutanya hati, ia tak bersahabat.
Raut itu ada, namun tiada,
Seperti nyala lilin dalam gulita.

Kutemui cermin di sudut senja,
Namun pantulannya hanya fatamorgana.
Apakah wajah ini bayangan dusta,
Ataukah refleksi hati yang luka?

Raut itu bermain dalam ingatan,
Menyisakan jejak di sela keraguan.
Tak tergapai, namun begitu dekat,
Seperti mimpi yang hadir mendekap.

Dalam hening kupanggil namamu,
Namun gema itu hanya menghilang bisu.
Apakah aku bercermin pada kehampaan,
Atau terjebak dalam lingkaran kegelapan?

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline