Lihat ke Halaman Asli

Rudi Sinaba

Advokat - Jurnalis

Awasi dan Jaga

Diperbarui: 27 November 2024   02:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

jadwal dan tahapan (Rakyat Sultra)

Awas dan Jaga

Demokrasi adalah harta kita, dan ia bukan benda yang bisa dibiarkan begitu saja. Di tangan rakyat, demokrasi menjadi sebuah janji, sebuah komitmen untuk terus mengawasi dan menjaga. Tapi apa artinya demokrasi jika kita hanya terdiam? Suara yang kita titipkan dalam pemilu bisa dengan mudah menjadi alat permainan. Janji-janji yang diucapkan sering kali hanyalah angin berlalu, hilang tanpa bekas.

Kita adalah mata dan suara demokrasi. Jangan biarkan keadilan terluka karena kelengahan kita. Hak rakyat bukan sekadar angka di atas kertas; ia adalah denyut kehidupan bangsa. Mengawasi dan menjaga tidak hanya dilakukan saat pemilu, tapi di setiap waktu, sepanjang masa.

Di balik senyum ramah dan janji manis, bisa saja tersembunyi niat buruk. Tangan-tangan yang tidak terlihat sering kali bekerja di balik layar, menyusup untuk meretas keadilan. Maka, kita harus tetap waspada, jangan cepat terbuai. Jangan pula lengah pada kepalsuan yang membalut kata-kata indah. Demokrasi tidak butuh retorika; ia butuh kerja nyata yang tulus.

Setiap langkah kekuasaan harus diawasi. Korupsi, nepotisme, dan keserakahan adalah musuh yang terus mengintai. Jika kita diam, kita bukan hanya menjadi saksi, tapi juga menjadi pelaku pengkhianatan terhadap masa depan bangsa. Persatuan adalah benteng terakhir kita. Jangan biarkan perpecahan yang sengaja ditebar melemahkan perjuangan.

Demokrasi bukan milik segelintir orang, bukan pula panggung untuk permainan kekuasaan. Ia adalah tanggung jawab kita bersama, sebuah amanah yang harus terus dijaga. Jadi, awas dan jaga---karena hanya dengan itu, kita bisa memastikan bahwa masa depan kita tetap berada di jalur yang benar.

Demokrasi yang sehat membutuhkan keberanian, terutama keberanian untuk menolak godaan yang menyesatkan. Tawaran yang tampak menguntungkan di permukaan---seperti uang, jabatan, atau fasilitas---sering kali datang dengan harga yang sangat mahal. Harga itu adalah kehancuran nilai-nilai kejujuran, pengorbanan martabat, dan hilangnya kepercayaan publik. Jika kita menyerah pada godaan ini, maka kita tidak hanya mengkhianati diri sendiri, tetapi juga melukai masa depan bangsa.

Menolak bukanlah hal mudah, terutama ketika tawaran datang dengan janji-janji manis. Tetapi inilah ujian nyata dalam menjaga demokrasi. Menolak suap, menolak menjadi bagian dari praktik curang, atau menolak ikut serta dalam pembodohan rakyat adalah bentuk keberanian yang akan menjadi teladan bagi generasi mendatang. Kita harus menunjukkan bahwa ada nilai yang lebih penting daripada keuntungan sesaat, yakni kejujuran dan integritas.

Generasi mendatang akan belajar dari apa yang kita lakukan hari ini. Jika kita menyerah pada politik uang dan isu yang memecah belah, mereka akan tumbuh dalam lingkungan yang kehilangan idealisme. Sebaliknya, jika kita menunjukkan sikap tegas melawan segala bentuk manipulasi, mereka akan belajar untuk menjadi warga negara yang cerdas. Demokrasi membutuhkan individu-individu yang mampu berpikir kritis, menilai dengan objektif, dan menolak propaganda yang mengingkari kebangsaan.

Kita harus menghindari politik yang memecah belah, baik berdasarkan agama, suku, maupun ideologi. Narasi yang membangun perpecahan tidak pernah membawa kebaikan bagi bangsa ini. Demokrasi sejati adalah ruang yang merangkul perbedaan untuk menciptakan harmoni, bukan arena untuk memperkuat konflik. Mari kita menjadi agen pemersatu, bukan penghasut. Biarkan keadilan dan persatuan menjadi pilar utama bangsa.

Selain itu, kita harus cerdas dalam menghadapi isu-isu yang dirancang untuk mengalihkan perhatian dari persoalan utama. Demokrasi kebangsaan adalah tentang memperjuangkan hak dan kesejahteraan rakyat, bukan tentang memenuhi ambisi segelintir elite. Mari kita hindari isu-isu yang menyesatkan, yang hanya mengaburkan kenyataan dan mengikis kepercayaan rakyat terhadap demokrasi. Dengan berpikir cerdas dan bertindak tegas, kita bisa menjaga demokrasi tetap hidup dan berdaya guna untuk semua.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline