Lihat ke Halaman Asli

Rudi Sinaba

Advokat - Jurnalis

Untuk Terakhir Kali

Diperbarui: 25 November 2024   21:26

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kerusakan hutan prah (MDE online.ID)

Untuk Terakhir Kali

Untuk terakhir kali, dengarlah suaraku
Angin mengerang, gemuruh rindu
Pohon menangis di sudut waktu
Hentikan tanganmu, jangan kau abu

Untuk terakhir kali, lihatlah hijauku
Rimba menari di bawah biru
Burung berkicau di ladang ragu
Akankah esok masih ada aku?

Untuk terakhir kali, hiruplah napasku
Udara segar membelai tubuhmu
Asap hitam perlahan membelenggu
Hentikan luka yang kau tuju

Untuk terakhir kali, rasakan tanahku
Lembut menyentuh telapak kakimu
Air mengalir di sela haru
Namun kini keruh penuh pilu

Untuk terakhir kali, nikmati nyanyiku
Hujan bernada, petir pun syahdu
Jika kau bakar rumahku yang satu
Sunyilah dunia, bisu menyatu

Untuk terakhir kali, dengar amarahku
Gunung mendidih, laut pun melu
Gelisah bumi, patahkan sendu
Kau yang menusuk, kau yang terpaku

Untuk terakhir kali, lihat ratapanku
Hewan melangkah di tepi waktu
Mencari tempat untuk berlindung
Dari manusia yang terus merusuh

Untuk terakhir kali, bisakah kau henti?
Penebangan liar, tambang membabi
Laut pun dihisap hingga kering sunyi
Di mana lagi bumi dapat berdiri?

Untuk terakhir kali, aku memohon
Berikan hidupku ruang yang longgar
Tanpa limbah yang terus menghantam
Tanpa racun yang mengakhiri alam

Untuk terakhir kali, sadarlah kini
Jika kau hancurkan, kau yang terluka
Banjir, gempa, dan badai yang lara
Adalah jerit dari dosa manusia

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline