Lihat ke Halaman Asli

Rudi Sinaba

Advokat - Jurnalis

Bicaralah Secukupnya

Diperbarui: 22 November 2024   04:10

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Apa yang membuat kita kecoplosan (Klik Dokter)

Bicaralah Secukupnya

Di dunia ini, kata-kata adalah gelombang,
menghantam pantai, kadang lembut, kadang liar.
Terlalu banyak, ia menenggelamkan;
terlalu sedikit, ia memisahkan.

Bicaralah secukupnya,
seperti angin malam yang merayu,
tidak mendesak, tidak memaksa,
hanya menyentuh, lalu berlalu.

Lidah adalah pedang,
tapi bisikan adalah peluru.
Membidik hati tanpa darah,
meninggalkan bekas tanpa luka.

Kita sering lupa,
bahwa diam adalah bahasa
yang tak kalah bermakna
dengan suara yang bergemuruh.

Kata-kata, jika tak terukur,
bisa menjadi jebakan;
menggali lubang bagi yang berkata,
meninggalkan jurang bagi yang mendengar.

Bicaralah seperti hujan,
yang turun saat dibutuhkan,
tidak berlebihan, tidak mengganggu,
membasahi tanpa membanjiri.

Ketahuilah,
bahkan sunyi bisa berdialog;
ia berbicara dalam jeda,
dalam napas yang tertahan.

Apa gunanya berteriak,
jika maknanya terbang
seperti debu yang beterbangan?
Apa gunanya kata, tanpa rasa?

Bicaralah secukupnya,
karena hidup bukan tentang menang;
tapi tentang memahami,
dan dipahami tanpa paksa.

Dalam batas kata,
ada ruang untuk mendengar.
Dalam diam,
ada peluang untuk mengerti.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline