Temaram yang Mencekam
Tiada yang lebih menakutkan dari bayang-bayang malam, dan gemuruh hati yang kelam,
Namun hidup tak akan berhenti walau jiwa tenggelam.
Tiada yang lebih menyenangkan dari hangat pelukan, dan bisikan lembut yang merayu,
Tapi sadarlah, semua itu fana, seperti kabut yang berlalu.
Tiada yang lebih dingin dari hembusan angin sepi, dan rindu yang tak terjawab,
Namun hidup tak bisa berhenti, meski harap telah menguap.
Tiada yang lebih menyakitkan dari pengkhianatan cinta, dan dusta yang tersimpan,
Namun hidup tak memberi jeda, meski luka terus terpendam.
Tiada yang lebih menenangkan dari cahaya fajar, dan doa yang tulus terucap,
Namun hidup tak selalu adil, langkah kadang terperangkap.
Tiada yang lebih menggetarkan dari petir di langit gelap, dan badai yang melanda,
Namun hidup terus berjalan, meski langkah tertatih dan terluka.
Tiada yang lebih menyedihkan dari air mata yang jatuh, dan harapan yang sirna,
Namun hidup takkan henti berputar, seakan tak peduli derita.
Tiada yang lebih indah dari senyum pagi, dan nyanyian burung di ranting,
Namun sadarlah, semuanya sementara, tak ada yang abadi dalam genggaman.
Tiada yang lebih suram dari malam yang pekat, dan sunyi yang membungkam,
Namun hidup tak memberi jeda, meski hati terasa tenggelam.
Tiada yang lebih mencekam dari kesunyian sendiri, dan bayang-bayang yang mengejar,
Namun hidup terus berputar, tak peduli siapa yang tertinggal.