Lihat ke Halaman Asli

Rudi Sinaba

Advokat - Jurnalis

Biduk di Atas Karang

Diperbarui: 13 November 2024   02:11

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Infonews

Biduk di Atas Karang

Di lautan luas tak bertepi,
Biduk kecil melaju sendiri,
Riak ombak mengiringi sunyi,
Di atas karang, sang biduk berdiri.

Angin malam mendesir lirih,
Membawa sepi, mengusik keluh,
Gelap pekat, tak ada sinar kilau,
Namun biduk tak pernah mengeluh.

Penuh liku jalan dilalui,
Terkoyak gelombang penuh amarah,
Badai menghempas silih berganti,
Biduk kecil tetap bertahan tabah.

Di antara karang yang tajam membatu,     Luka menghiasi tiap tubuh kayu,                   Tapi tiada henti ia melaju, Berdansa bersama ombak tanpa ragu.

Angin berbisik kisah sang lautan,
Tentang harapan yang kerap tenggelam,
Namun biduk kecil tetap bertahan,
Mengabaikan deru angin yang garang.

Bulan sepotong mengintip malu,
Cahayanya memeluk biduk yang pilu,
Di bawahnya, laut beriak pilu,
Menjadi saksi kisah yang tak pernah layu.

Tiada dermaga menanti di kejauhan,
Hanya karang dan ombak yang berkejaran,
Namun biduk tetap setia menantang,
Menghadap badai dengan keberanian.

Laut mengamuk, karang berseru,
Tapi biduk tetap berlabuh di situ,
Tak gentar walau terjangan bertalu,
Menghadapi badai dengan jiwa yang teguh.

Dalam sepi, biduk menggumam,
Tentang pelayaran dan nasib terpendam,
Mencari arah di lautan kelam,
Berjuang melawan nasib yang terdiam.

Tak ada dayung, tak ada kemudi,
Hanya keyakinan yang jadi saksi,
Di atas karang ia menanti,
Merangkai mimpi di tengah sunyi.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline