Lihat ke Halaman Asli

Rudi Sinaba

Advokat - Jurnalis

Ketika Palu Keadilan Dipatahkan Sang Durjana

Diperbarui: 4 November 2024   13:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Infonews

Ketika Palu Keadilan Dipatahkan                  Sang Durjana

Palu keadilan yang dulu perkasa,
Kini teronggok, retak di tangan sang durjana.
Demi nafsu, demi harta, demi kuasa,
Digadaikan oleh jiwa yang tamak, rakus tak berbatas.

Rakyat tertunduk lesu, menghela napas panjang,
Harapan kian tipis, layu dalam bayang.
Si miskin meradang sakit, tercekik getir,
Jeritnya melayang, hilang di angin yang lirih mengalir.

Ibu pertiwi menangis, air matanya menjadi lautan,
Menggenangi ladang, merendam harapan.
Hati yang dulu keras bagai batu,
Kini layu, ditelan serakah sang Angkara murka.

Sang Surya enggan bersinar,
Mengintip di balik kabut kelabu nan tebal.
Rembulan pucat pasi,
Menyaksikan tirani mengunyah nurani.

Ah, keadilan yang dulu tegak berdiri,
Tumbang dalam pelukan janji yang nista.
Namun adakah harapan di balik gelap ini?
Atau hanya sisa-sisa yang terbenam dalam sunyi?

Mari bertanya pada hati kita,
Akankah palu itu kembali tegar, dalam suci dan jujur, di tangan sang mulia yang tulus,
Atau akan tinggal kenangan,
Dalam sejarah hitam yang hancur lebur.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline