Mungkin kita jarang mendengar kata silogisme, tetapi ini adalah konsep yang mendasar dalam logika dan filsafat, terutama dalam cara kita berpikir secara deduktif. Sejak zaman Aristoteles, silogisme digunakan untuk membangun argumen yang logis, membantu kita memahami dan menyusun pikiran. Menariknya, konsep kuno ini ternyata punya peran yang besar dalam perkembangan ilmu dan teknologi, bahkan hingga hari ini. Bagaimana bisa? Mari kita lihat lebih dalam. Apa Itu Silogisme?
Secara sederhana, silogisme adalah bentuk argumen logis di mana sebuah kesimpulan ditarik dari dua premis yang dihubungkan oleh satu pernyataan yang sama. Argumen dalam silogisme terdiri dari:
1. Premis Mayor: Pernyataan umum yang memuat subjek yang lebih luas.
2. Premis Minor: Pernyataan yang lebih spesifik yang berkaitan dengan premis mayor.
3. Kesimpulan: Pernyataan yang ditarik secara logis dari kedua premis tersebut.
Contoh Silogisme Klasik:
Premis Mayor: Semua manusia adalah makhluk fana.
Premis Minor: Toni adalah manusia.
Kesimpulan: Maka, Toni adalah makhluk fana.
Struktur dan Jenis Silogisme
Silogisme umumnya dibagi berdasarkan bentuk dan jenis premis yang digunakan. Terdapat beberapa jenis silogisme, antara lain: