Lihat ke Halaman Asli

Rudi Sinaba

Advokat - Jurnalis

Gali, Gali dan Gali Lagi

Diperbarui: 19 Oktober 2024   19:53

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Photostovks

Gali, gali, dan gali lagi,

Di perut bumi, kau menari,Dengan cangkul ambisi dan sekop mimpi,
Tak peduli pada jeritan sunyi.

Kau tembus batu-batu keras,
Mengorek harta dengan rakus yang buas,
Emas, perak, dan batu permata,
Mengalir dalam serakah, tanpa rasa.

Gunung-gunung yang dulu kokoh berdiri,
Kini runtuh menjadi debu yang sepi,
Hutan hijau yang melindungi hidup,
Lenyap dalam gemuruh yang mendesir hancur.

Kau gali hingga sungai jadi keruh,
Tanah retak, udara pun penuh keluh,
Namun kau terus bernafsu mengais isi,
Seolah dunia ini tak pernah bertepi.

Apa yang kau cari, wahai manusia serakah?
Di setiap lapis tanah yang terpangkas parah?
Harta yang kau kejar, sementara nyawa alam punah,
Adakah harga bagi semua yang musnah?

Gali, gali, dan gali lagi,
Hingga akhirnya yang kau temui,
Bukanlah emas yang kau dambakan,
Melainkan kehampaan di dasar kerusakan.

Tanah ini menangis, langit merintih,
Namun kau tetap menggali tanpa henti,
Sampai yang tersisa hanyalah abu,
Dan manusia terperangkap dalam kerusakan yang kelu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline