Lihat ke Halaman Asli

Rudi Sinaba

Advokat - Jurnalis

Sepiring Keringat dan Segelas Air Mata

Diperbarui: 16 Oktober 2024   15:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Indonews

Se piring keringat, terhidang di meja,Lelah terukir di wajah tanpa cerita,Setiap suapan penuh getir dan luka,
Mengunyah harapan yang semakin sirna.

Segelas air mata, tak pernah tumpah,
Ditahan dalam dada yang telah pasrah,
Menanti janji, namun angin mengaburkan,
Tangisan sunyi, tak ada yang mendengarkan.

Di bawah langit kelabu yang tak mengenal,
Rakyat kecil berjuang dalam sunyi total,
Tertatih di jalan yang tak kunjung terang,
Menggenggam hari, meski esok tak terbayang.

Sementara itu di istana berpesta pora,
Gelas gemerlap, tawa menghias udara,
Di sana janji dan kata hanyalah mainan,
Tak tersentuh pedihnya beban kehidupan.

Di luar istana rakyat menunggu belas kasihan,
Berteduh di bawah langit penuh harapan,
Namun apa yang mereka terima, hanya tawa dan cerca yang menyakitkan.
Dalam hati rakyat berdoa semoga laknat jatuh di atas istana.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline