Lihat ke Halaman Asli

Rudi Sinaba

Advokat - Jurnalis

Latar Belakang Pecahnya Revolusi Perancis

Diperbarui: 8 Oktober 2024   05:42

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Latar Belakang Revolusi Prancis: Dari Ketidakadilan Sosial hingga Kebangkitan Rakyat

Revolusi Prancis, yang terjadi antara tahun 1789 dan 1799, merupakan salah satu peristiwa terpenting dalam sejarah dunia yang menandai titik balik dari sistem feodal menuju masyarakat modern yang lebih demokratis. Revolusi ini bukanlah hasil dari satu faktor tunggal, melainkan akumulasi dari berbagai masalah yang telah lama membelenggu masyarakat Prancis, terutama ketidakadilan sosial, kesulitan ekonomi, dan ketidakpuasan terhadap kekuasaan monarki absolut.

Ketidakadilan Sosial dan Struktur Feodal

Pada akhir abad ke-18, Prancis masih menjalankan sistem sosial yang sangat kaku dan hierarkis. Masyarakat dibagi menjadi tiga kelas utama atau "Etat" (estate). 

Pertama adalah kaum bangsawan dan aristokrat, yang menduduki posisi tertinggi dengan hak istimewa yang diwariskan turun-temurun. 

Kedua adalah kaum rohaniwan (Clergy), yang meskipun jumlahnya kecil, memiliki pengaruh politik dan ekonomi yang sangat besar. 

Ketiga, dan yang paling besar, adalah kaum petani dan buruh, yang sering kali menanggung beban pajak yang tidak proporsional. Ketidakadilan dalam sistem ini sangat mencolok, karena sementara kaum bangsawan dan rohaniwan bebas dari pajak, rakyat biasa dipaksa membayar pajak yang sangat memberatkan.

Ketimpangan ini menimbulkan ketidakpuasan yang mendalam di kalangan rakyat biasa, terutama di pedesaan, di mana kehidupan sering kali penuh kesulitan. Petani yang menyewa tanah dari tuan tanah bangsawan harus membayar sewa yang sangat tinggi dan sering kali mengalami kelaparan akibat gagal panen.

Krisis Ekonomi yang Memuncak

Krisis ekonomi juga menjadi pemicu penting dalam Revolusi Prancis. Menjelang tahun 1780-an, ekonomi Prancis mengalami defisit besar akibat keterlibatannya dalam berbagai perang, terutama Perang Tujuh Tahun dan Perang Kemerdekaan Amerika. Biaya perang yang sangat tinggi membuat utang negara menumpuk, dan raja Louis XVI terpaksa meminjam uang dari luar negeri untuk mempertahankan kekuasaannya. Hal ini menyebabkan tekanan besar pada ekonomi nasional, dan pemerintah mulai mencari cara untuk menambah pendapatan, salah satunya dengan menaikkan pajak.

Namun, upaya ini tidak berjalan mulus. Kaum bangsawan dan gereja menolak untuk membayar pajak, sementara rakyat biasa yang sudah menderita akibat kemiskinan dan gagal panen terpaksa menanggung beban yang semakin berat. Inflasi yang melonjak dan kelangkaan pangan, terutama roti, menyebabkan banyak orang kelaparan. Hal ini memperparah ketidakstabilan sosial dan mempercepat kebangkitan gerakan revolusioner.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline