Ketika Hakim Main Sendiri, Maka Rakyat Main Hakim Sendiri: Sebab-Akibat dalam Krisis Hukum dan Keadilan
Dalam negara hukum, hakim memiliki peran penting sebagai penjaga keadilan. Namun, ketika hakim menyalahgunakan kewenangan atau bertindak tidak adil, dampaknya bisa sangat luas. Salah satu konsekuensinya adalah munculnya fenomena main hakim sendiri di kalangan rakyat. Ketika sistem hukum yang seharusnya memberikan keadilan justru rusak, masyarakat cenderung mencari "keadilan" dengan cara mereka sendiri. Ini menciptakan lingkaran sebab-akibat yang kompleks, di mana penyimpangan oleh hakim memicu penyimpangan yang lebih besar di masyarakat.
Hakim Main Sendiri: Awal Mula Penyimpangan Hukum
Fenomena "hakim main sendiri" terjadi ketika seorang hakim menyalahgunakan kekuasaan atau melanggar prinsip-prinsip hukum yang semestinya ia tegakkan. Hakim yang seharusnya menjalankan peradilan dengan objektivitas dan keadilan, justru melakukan tindakan tidak adil seperti menerima suap, memutuskan perkara dengan bias, atau bertindak di luar batas kewenangannya.
Menurut ahli hukum Prof. Satjipto Rahardjo, keadilan dalam praktik hukum tidak hanya ditentukan oleh aturan tertulis, tetapi juga oleh integritas dan moralitas hakim. Ketika hakim gagal dalam dua aspek ini, keadilan tidak lagi hadir di ruang sidang, melainkan berubah menjadi alat untuk melayani kepentingan pribadi atau politik. Hakim yang bermain di luar batas hukum pada dasarnya menghancurkan fondasi kepercayaan publik terhadap sistem peradilan.
Penyebab Hakim Main Sendiri:
Korupsi dan Tekanan Politik: Godaan materi dalam bentuk suap atau tekanan politik bisa menjadi penyebab utama seorang hakim menyalahgunakan wewenangnya. Dalam banyak kasus, hakim menerima imbalan untuk memutuskan perkara secara tidak adil atau demi kepentingan pihak tertentu.
Minimnya Pengawasan: Kurangnya mekanisme pengawasan yang efektif terhadap kinerja hakim memberi ruang bagi mereka untuk bertindak sewenang-wenang. Tanpa pengawasan ketat, banyak penyimpangan yang tidak terungkap atau dibiarkan begitu saja.
Kelemahan Etika dan Moral: Seorang hakim yang tidak memiliki integritas moral akan lebih mudah tergoda untuk menyimpang dari aturan. Dalam hal ini, pelanggaran kode etik menjadi penyebab utama t erjadinya fenomena "hakim main sendiri."
Rakyat Main Hakim Sendiri Sebagai Reaksi terhadap Ketidakadilan
Ketika hakim yang diharapkan menjadi benteng terakhir keadilan gagal menjalankan tugasnya, masyarakat kehilangan kepercayaan terhadap sistem hukum. Hilangnya kepercayaan ini memicu perilaku main hakim sendiri, di mana individu atau kelompok masyarakat mengambil tindakan hukum ke tangan mereka sendiri. Masyarakat yang merasa hukum tidak dapat diandalkan cenderung menciptakan "keadilan" versi mereka sendiri, tanpa melalui prosedur hukum yang sah.