Pendahuluan
Dalam beberapa tahun terakhir, kecenderungan generasi muda Indonesia untuk menjadi Aparatur Sipil Negara (ASN) semakin meningkat. Fenomena ini bisa dilihat dari membludaknya jumlah pendaftar seleksi Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) setiap tahun. Menurut data Badan Kepegawaian Negara (BKN), pada seleksi CPNS tahun 2021, terdapat lebih dari 4,5 juta pelamar untuk sekitar 200.000 posisi yang tersedia. Tren ini terus berlanjut dengan semakin banyak generasi muda yang menginginkan posisi ASN karena dianggap lebih aman dan stabil. Namun, di tengah era globalisasi yang menuntut keterampilan dinamis dan inovatif, kecenderungan ini dapat membawa dampak negatif bagi daya saing Indonesia di kancah global.
Artikel ini akan mengkaji alasan mengapa generasi muda lebih memilih menjadi ASN, dampak negatifnya dalam menghadapi globalisasi, serta pandangan dari para ahli terkait fenomena ini.
Alasan Mengapa Generasi Muda Ingin Menjadi ASN
1. Stabilitas dan Keamanan Kerja
ASN dianggap sebagai pekerjaan yang memberikan stabilitas kerja dan keamanan finansial yang tinggi. Menjadi ASN berarti memiliki jaminan pekerjaan hingga pensiun yang aman dan tidak terpengaruh oleh fluktuasi ekonomi. Dalam survei yang dilakukan oleh Lembaga Survei Indonesia pada tahun 2022, sekitar 65% responden yang berusia 20-35 tahun menyatakan bahwa alasan utama mereka ingin menjadi ASN adalah stabilitas dan keamanan pekerjaan.
2. Tunjangan dan Fasilitas yang Menarik
ASN di Indonesia menerima berbagai tunjangan yang menarik, seperti tunjangan kinerja, tunjangan keluarga, dan fasilitas jaminan kesehatan serta pensiun. Dibandingkan dengan sektor swasta, gaji dan tunjangan ASN sering kali lebih kompetitif, terutama di kota-kota kecil dan daerah-daerah yang memiliki biaya hidup rendah. Menurut data dari Badan Pusat Statistik (BPS), ASN menerima pendapatan tambahan yang bisa mencapai 50-100% dari gaji pokok mereka.
3. Pengaruh Sosial dan Budaya
Di beberapa kalangan masyarakat Indonesia, profesi sebagai ASN masih dipandang sebagai simbol prestise dan status sosial yang lebih tinggi. Ini dipengaruhi oleh pola pikir lama yang menganggap pekerjaan sebagai ASN adalah pekerjaan yang terhormat, terutama di kalangan masyarakat pedesaan atau kelas menengah. Sosiolog Universitas Indonesia, Dr. Abdul Khakim, menyebut bahwa "Pekerjaan ASN masih dianggap sebagai pekerjaan aman dan memiliki nilai status sosial tinggi."
4. Minimnya Alternatif dan Dukungan dalam Berwirausaha
Kurangnya ekosistem kewirausahaan yang mendukung, seperti akses terhadap modal, pendidikan bisnis yang baik, dan iklim usaha yang kondusif, membuat generasi muda lebih memilih jalur yang dianggap lebih aman dan pasti, seperti menjadi ASN. Survei dari Global Entrepreneurship Monitor (GEM) pada tahun 2022 menunjukkan bahwa tingkat kegiatan kewirausahaan di Indonesia masih di bawah rata-rata dunia, dengan banyak kendala struktural dan regulasi yang menghambat.