Islam telah meluas, tidak hanya pada aspek sosiologis dan peta kewilayahan. Islam meluas seiring dengan dorongan untuk memperluas pengetahuan.
Tak heran, Islam memiliki khazanah keilmuan yang sangat luas yang ditulis oleh para ulama. Mereka menulis berbagai macam ilmu keislaman, sains, bahkan hubungan antara sains dan keislaman. Itu salah satu hasil eksplorasi Marshal Hodgson pada bukunya yang terkenal, The Venture of Islam (1997).
Khazanah keilmuan islam banyak ditulis dalam bahasa Arab. Kenyataan ini menegaskan bahwa bahasa Arab menjadi pengantar keilmuan, yang sebelumnya dipengaruhi oleh al-Qur'an dan penulisan hadis.
Kita bisa melihatnya pada beberapa perpustakaan, toko kitab, dan sumber digital. Berkat perkembangan teknologi informasi, khazanah yang berbentuk manuskrip () dan kitab dalam kertas, dapat dikonversi pada bentuk file, sehingga memudahkan pemerhati, pelajar, dan para ulama hari ini dalam mengakses sumber tersebut. Kita dapat melihat mengakses, dan mengunduh pada beberapa situs yang kredibel seperti al-waqfeya, al-misykat, juga yang lainnya.
Bukti fisik dan transfer pengetahuan pada khazanah ini, selamanya tidak bisa dipisahkan dari teks dan medan makna penuturan bahasa Arab.
Terlebih, ketika membaca literatur klasik yang jumlahnya-mungkin-mencapai jutaan judul dan jilid. Bahasa Arab dalam hal ini menjadi bahasa al-Quran dan hadis, begitu pula menjadi bahasa pengantar keilmuan.
Khazanah keislaman ini di kalangan pesantren sering disebut dengan kitab kuning. Penguasaan teks khazanah keislaman tersebut dikuatkan dengan pemahaman bahasa Arab yang mumpuni.
Penguasaan bahasa Arab menjadi faktor vital dalam memahami turats keislaman, demikian kata Khalid al-Hazimi dalam al-Atsar al-Tarbawi li Dirasah al-Lughah al-Arabiyyah (2014).
Lebih lanjut, kaitan ini dapat dihubungkan dengan pemahaman keislaman. Pemahaman keislaman melalui piranti bahasa sebagai pengantar keilmuan tak bisa dilepaskan dari kemampuan literasi. Atau literasi keislaman tak bisa terlepas dari penguasaan bahasa Arab.
Mengulas Makna Literasi untuk Khazanah Keislaman
Pada kajian pendidikan, proses literasi sudah berjalan lama. Transfer materi pelajaran dalam interaksi edukatif guru-murid, kyai-santri, atau untuk meningkatkan pemahaman, menjadi ruang dalam penguatan literasi. Dihubungkan dengan khazanah keislaman, kemampuan literasi sangat penting. Literasi akan membuka pemahaman terhadap teks yang dibaca.