Lihat ke Halaman Asli

Rucika GalvaniPutri

XII MIPA 6 - SMAN 1 PADALARANG

Penyakit dan Obat untuk Pelajar di Masa Pandemi

Diperbarui: 6 Maret 2021   13:52

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di masa pandemi ini, yang dikenal karena adanya virus COVID-19, semua kegiatan dilakukan di rumah, baik kerja maupun belajar, olahragapun sekarang dilakukan dirumah, sehingga kesehatan menjadi hal utama yang perlu dijaga, tak hanya kesehatan fisik, kesehatan jiwa pun memerlukan perhatian khusus.

Menurut Ketua Perhimpunan Dokter Spesialis Kesehatan Jiwa DKI Jakarta, Dr. dr. Nova Riyanti Yusuf, SpKJ, gangguan kesehatan jiwa rentan terjadi pada pelajar. Hal ini berkaitan dengan adanya gangguan dalam kegiatan belajar mengajar selama pandemi.

Pelajar tingkat SD maupun SMA sampai para mahasiswa pun mengalami gangguan tersebut. Gangguan keterbatasan fasilitas seperti gawai dan jaringan, sulitnya sosialisasi dengan teman sekelas, dan materi yang tidak tersampaikan secara maksimal. Akibatnya, pelajar dapat mengalami penurunan motivasi belajar, peningkatan tekanan akibat belajar secara independent dan meninggalkan rutinitas sehari-hari.

"Pandemi COVID-19 telah memberikan beban kesehatan mental yang belum pernah terjadi sebelumnya pada pelajar," ujar Nova dalam webinar MA Citra Cendekia, Sabtu (12/12/2020).

Nova juga menyajikan survei yang dilakukan badan ahli kesehatan jiwa anak dan remaja asal Inggris, YoungMinds, yang menemukan bahwa 83 persen responden muda mengatakan pandemi COVID-19 memperburuk kondisi kesehatan jiwa mereka.

"Sepertinya banyak yang berpikir bahwa sehat itu hanya ketika tidak ada penyakit secara fisik, padahal menurut WHO, sehat itu tidak hanya secara fisik tapi juga mental dan sosial."

Sedangkan, menurut Undang-Undang Kesehatan Jiwa, seseorang dikatakan sehat jiwa jika dapat berkembang secara fisik, mental, sosial, dan spiritual sehingga individu tersebut menyadari kemampuan dirinya salah satunya dalam menghadapi tekanan seperti di masa COVID-19.

Jika remaja memiliki kesulitan dalam menghadapi tekanan-tekanan atau perubahan yang disebabkan COVID-19 maka remaja tersebut memiliki masalah kesehatan jiwa.

Orangtua, guru, lingkungan sekitar, bahkan siswa itu sendiri perlu memiliki kesadaran terhadap kesehatan jiwa agar bisa ditangani dengan cepat dan tepat. Caranya, dengan melakukan upaya promotif dengan rangkaian kegiatan penyelenggaraan layanan kesehatan yang bersifat promosi tentang edukasi kesehatan jiwa ataupun dengan membiasakan hal- hal kecil yang bisa mengontrol diri agar terjauh dari tekanan.

Apalagi kondisi seperti ini semuanya dilakukan secara online, tidak bisa bertemu langsung dengan teman-teman di sekolah, dari pagi sampai matahari akan terbenam pun beberapa pelajar masih ada yang duduk sibuk dengan tugas sekolahnya. Keadaan seperti ini harus bisa kita kendalikan agar fisik dan mental kita tetap terjaga.

Tugas sekolah memang beban untuk pelajar, tetapi jika kita menjalaninya dengan ikhlas dan menikmatinya, tugas yang ada didepan mata akan selesai satu persatu. Jika kita masih keteteran untuk melakukan semuanya, guru juga pasti mengerti muridnya dan mencoba meringankan bebannya dengan memberi penambahan waktu pengumpulan tugas tersebut.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline