Lihat ke Halaman Asli

Ruby Astari

Penulis, penerjemah, pengajar Bahasa Inggris dan Indonesia, pembaca, dan pemikir kritis.

Kisah Daging dan Anjing

Diperbarui: 17 Juni 2015   06:45

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Aku bak sebongkah daging

segar menggiurkan di matamu

Matamu melebar bak mata lapar si kucing

atau mungkin juga anjing

Yang mana persisnya, aku tak tahu

Lidahmu terjulur

menetes-neteskan air liur

Matamu liar dan terlalu jujur

Moralmu kehilangan tolak ukur

sementara aku hanya ingin kabur

Bisa jadi rapat aku terbungkus

namun kau tetap ingin mengendus

Ah, kau selalu salahkan naluri

yang alami, minta dimaklumi dan dikasihani

meski kerap menggelapkan nurani

Bila bagimu aku tak lebih dari sebongkah daging,

jangan-jangan kau memang seekor anjing!

R.

(Jakarta, 20 Mei 2015 – 16:50)




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline