Lihat ke Halaman Asli

Ruby Arsyada

Mahasiswa Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Peran Ulama dan Keberlanjutan Dinasti Menjelang Pilkada Pandeglang 2024

Diperbarui: 25 Juli 2024   16:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Dinamika hubungan ulama dan jawara menjadi sangat menarik untuk dikaji karena ternyata perkembangan kebijakan politik menjadi faktor determinan terhadap relasi tersebut, sehingga dalam hal ini tidak hanya faktor sosial-kultural yang memberikan pengaruhnya. Kontestasi Pilkada yang kian semakin dekat sehingga menjadi isu yang menarik untuk dibahas terlebih apabila  membahas terkait peran Local Strongmen.  yang berperan dalam proses politik didalam pemilihan kepala daerah.  Menjelang diadakannya pemilihan kepala daerah (PILKADA) Tahun 2024 di kota Pandeglang tentu menjadi salah satu sorotan di ranah kajian Politik Lokal terkhusus di Provinsi Banten, mengapa demikian, seperti yang diketahui dengan diberikannya predikat Pandeglang sebagai "K0ta Santri " maka tak heran apabila  masyarakat dengan kepercayaannya menjadi patuh terutama kepada Kiai maupun Ulama yang notabene menjadi patron bagi seorang santri. 

Hal ini juga membawa pengaruh terhadap proses politik yang terjadi di Pandeglang dengan adanya peran ulama didalam kancah perpolitikan di Pandeglang tak jarang menimbulkan Pro Kontra disetiap momen Pilkada. Peran Ulama menjadi sangat vital didalam politik yang terjadi di Pandeglang, bagaimana tidak setiap pilkada menjadi salah satu ajang bagi calon bupati yang akan menjabat untuk mencari suara dengan cara kampanye yang dibalut agama ditambah dengan metode kampanye yang menekankan sang kandidat lebih dekat dengan ulama juga menjadi salah satu cara untuk mendulang suara. Tak hanya itu pengaruh Irna Narulita sebagai Bupati Pandeglang saat ini menjabat juga mempunyai pengaruh yang cukup besar bagi masyarakat yang memilih di Kota Pandeglang. Bagaimana tidak keluarga Irna sendiri memang mempunyai latar belakang politik, Dimyati Natakusumah merupakan suami dari Irna merupakan Mantan Bupati Pandeglang periode 2000-2009. sehingga tak heran Keluarga Irna sebagai incumbent mempunyai pengaruh yang besar di dalam dinamika politik di Pandeglang. Ditambah isu terkait akan naiknya Raden Dewi Septiani yang merupakan adik ipar Dimyati Natakusumah menimbulkan spekulasi bahwa keberlanjutan trah keluarga Dimyati didalam Pengelolaan Kepemimpinan Pandeglang akan terus berlanjut.

Elite lokal di Pandeglang (ulama, jawara dan elite desa) memiliki kemampuan untuk mengarahkan dan memposisikan masyarakat sebagai subjek pembangunan. Tetapi kemudian, kemampuan politis para elite lokal belum sepenuhnya dapat memposisikan masyarakat sebagai subjek pembangunan. Elite lokal memiliki berbagai agenda, baik agenda pembangunan, agenda politik maupun agenda kelompok. Realitas ini diperkuat dengan sikap masyarakat yang mewakilkan aspirasi terhadap para elite lokal. Implikasinya posisi elite lokal menjadi semakin elitis di tengah-tengah masyarakat. Situasi ini kemudian memudahkan elite lokal dalam membangun dan memperoleh dukungan politik praktis. Padahal, jika orientasi elite lokal mengarah pada pemberdayaan masayarakat, kekuatan komunikasi politik elite lokal melebihi kekuatan formal (pimpinan daerah).

Dengan kurangnya kesadaran serta kepedulian masyarakat terhadap perpolitikan di kancah lokal sehingga hal ini dimanfaatkan oleh para calon pemimpin dengan praktik-praktik kampanye yang dilakukan, tak lupa para calon kandidat bupati membranding dirinya sebisa mungkin mengikuti apa yang relevan dengan pasar contohnya dipandeglang dengan kota yang dijuluki agamis sehingga dengan berkampanye membawa agama serta tak lupa suwun kepada ulama atau kiai maupun sepuh juga menjadi salah satu metode kampanye yang ampuh dari dulu hingga saat ini.

Dengan demikian ,membuktikan bahwa peran local strongmen masih sangat kental dan melekat terhadap proses politik yang terjadi di Pandeglang tak jarang juga peran Ulama mempengaruhi terhadap kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah karena apabila pemerintah mengeluarkan kebijakan yang kurang relevan dengan masyarakat di daerah Pandeglang maka akan menimbulkan polemik yang berkepanjangan. Hal ini harus menjadi perhatian khusus bagi masyarakat karena pada dasarnya hak pilih harus digunakan sebaik mungkin serta memilih atas keinginan serta kehendak sendiri tanpa ada intervensi darimanapun.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline