Lihat ke Halaman Asli

Cahya Nugraha

Suka naik gunung, camping, jalan-jalan, makan-makan. @rubikomugglo

Asal Usul Wedang Ronde

Diperbarui: 24 November 2016   18:37

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Disiram dengan kuah jahe panas. (dok.pribadi)

Hujan seharian, malam datang, minuman hangat adalah jawaban atas hawa dingin Jogja kala itu.

"Kalau seharian tadi hujan, minuman apa yang bakal kamu cari waktu malam harinya?", kalau pertanyaan itu ditanyakan kepada orang di Jogja, mungkin mayoritas jawabannya adalah Wedang Ronde. Ya, wedang ronde memang identik dengan kota Jogja. Minuman hangat dan manis ini mudah ditemui di malam hari. Biasanya dijual dengan gerobak, di sudut-sudut kota Jogja.

Ronde memang identik dengan Jogjakarta, tetapi dari daerah manakah ronde ini berasal? masih banyak orang yang belum tahu, nah! mari kita kulik informasi tentang minuman hangat ini.

Ronde sebenarnya adalah makanan tradisional dari China yang bernama tangyuan. Tangyuan dibuat dari tepung ketan, dicampur sedikit air, diberi isian, dibentuk bola, dan direbus. Untuk isian sendiri, dari beberapa ronde yang saya coba ada yang menggunakan kacang, ada yang menggunakan gula merah saja, dan di beberapa kesempatan ada yang tidak memberikan isian. Di China, minuman ini disantap ketika ada festival Lampion/festival Yuanxiao. Ronde di China biasanya disantap bersama dengan keluarga, ada yang bilang bahwa bentuk Ronde yang bulat melambangkan kebersamaan keluarga.

Di China, Ronde mempunyai 2 nama. Penduduk Cina bagian utara menyebutnya dengan nama Yuanxiao (berasal dari nama Festival), sedangkan penduduk Cina bagian selatan lebih senang menyebutnya dengan tangyuan (berarti bola bulat dalam sup). Penyajian Ronde di dua bagian ini juga berbeda-beda. Di Cina bagian selatan, Ronde disajikan manis dengan isian pasta kacang, gula, wijen, sedangkan di Cina bagian utara, Ronde disajikan asin dengan isian daging atau sayuran, dijadikan bahan tambahan dalam sup atau sayuran.

Toples Ronde (dok.pribadi)

Di Indonesia sendiri, Ronde sangat terkenal di Pulau Jawa, khususnya kota Semarang. Banyaknya orang Cina di Semarang dijadikan alasan lahirnya akulturasi Ronde di Indonesia. Ronde di Indonesia disajikan manis, semangkuk ronde terdiri dari Ronde, irisan roti tawar, kolang-kaling, kacang tanah sangrai, lalu disiram dengan kuah jahe panas yang manis. Ronde biasanya dijual malam hari, sehabis maghrib, para penjaja ronde baru mulai beroperasi. Ronde memang paling nikmat dinikmati pada malam hari, apalagi setelah seharian hujan. Makin nikmat.

Salah satu wedang ronde favorit saya di Jogja berlokasi di Bunderan UGM. Alasan saya menyukai wedang ronde disini adalah karena bakul ini tetap tradisional. Di warung lain, ronde sudah ditambah-tambah atau diberikan inovasi seperti susu, dan tape ketan, dsb. Saya suka yang apa adanya saja, begini saja sudah istimewa, ditambah lagi disebelah bakul ronde ini ada bakul yang menjual kacang, kedelai, jagung rebus. Minum ronde, sambil ngobrol ditemani kacang rebus. Mewah namun sederhana.

Minuman hangat ini cocok dinikmati dimalam hari (dok.pribadi)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline