Teh. Minuman yang digadang-gadang sebagai minuman terpopuler kedua di dunia setelah air putih. Indonesia sendiri adalah lumbung dari lingkaran konsumsi teh dunia. Sampai saat ini, 50 persen hasil teh Indonesia itu diekspor ke berbagai negara semacam Inggris, Rusia, Pakistan, dsb. Yang diekspor sudah tentu kualitas terbaik dari teh Indonesia. Pucuk-pucuk pilihan. Sisanya, diberikan kepada pasar lokal.
Oleh karna itu, ketika kita beli teh di Indonesia, akan sangat sulit menemukan teh yang berkualitas bagus yang hanya berupa pucuk teh. Selalu ada batang teh yang termasuk ke dalam teh tersebut. Teh tersebut tidak disorting dengan baik. Walaupun Indonesia adalah produsen Teh terbesar ketujuh dunia, tetapi konsumsi teh di Indonesia sendiri sangat rendah. Beberapa data soal teh bisa anda lihat di situs dewan teh Indonesia.
Saya sendiri sangat menyukai teh. Dengan naiknya pamor kopi beberapa akhir tahun ini, tetap tidak menghalangi niat saya untuk mengenalkan teh teh terbaik yang saya temui ketika traveling. Untuk mendapatkan teh yang baik, saya harus jalan langsung ke petani di perkebunan teh. Di Jogja sendiri, ada kebuh teh Nglinggo dan Tritis, tetapi produk teh dari kedua kebun tersebut tidak tersentuh orang-orang di kota jogja.
Miris. Saya sekarang menyeduh di sebuah warung bernama gARTjita, dan dalam tulisan kali ini akan saya jabarkan bagaimana saya menyeduh teh untuk mengeluarkan rasa terbaik dari teh tersebut.
Hal pertama yang harus diperhatikan adalah kualitas teh. Seperti yang saya sebutkan tadi, teh terbaik berasal dari daun yang terbaik. Bagian terbaik dari teh untuk diseduh adalah daunnya. Hanya daunnya. Batang teh mengeluarkan rasa yang kurang nyaman, yakni rasa pahit yang menganggu. Jadi, ketika kamu membeli teh, cek kualitasnya dengan melihat apakah dalam satu pack tersebut terdapat banyak batang teh atau hanya daun teh.
Tak cukup dengan itu, kualitas teh masih ditentukan dengan satu hal, yaitu potongan teh. Teh yang baik biasanya berasal dari daun utuh, bukan serbuk daun teh seperti yang sering kita temui di teh sachet. Penampakannya kira-kira seperti itu.
Sebelum saya memberi tahu langkah kedua. Saya ingin memberi tahu bahwa cara saya mungkin berbeda dengan cara orang lain menyeduh teh. Setiap orang punya cara khas dalam menyeduh teh nya. Beberapa orang suka merebus tehnya, ada orang suka menyeduhnya, beberapa orang lain suka dengan rasa pahit, beberapa orang suka kental, saya sendiri suka teh yang beraroma dan ringan, cocok untuk menjadi teman membaca buku. Jadi, jangan menghakimi seduhan mana lebih baik daripada seduhan yang mana, teh itu hadir untuk dinikmati bukan dihakimi.
Oke, langsung ya. Langkah kedua adalah dengan mengambil tea strainer/saringan teh berbentuk bola. Penggunaan tea strainer dilakukan agar kita bisa mengontrol penuh durasi kontak teh dengan air panas. Kalau saya, satu cangkir teh (200ml) saya menggunakan satu sendok penuh teh, biasanya satu sendok teh penuh berisikan 2-3 gram teh. Lebih detailnya seperti ini. Kalau gak bisa detail ya dikira-kira saja. Gak usah ribet.
Tahap ketiga. Kalau dalam bahasa Inggris tahap ini disebut rinsing (mencuci). Gunanya adalah untuk membuka daun daun teh, agar lebih siap dan nikmat saat diseduh, untuk tisane (teh yang bukan dari daun teh) tahap ini dilakukan untuk mencegah bakteri yang bisa muncul dikarenakan pengeringan yang kurang sempurna. Untuk teh yang disimpan lama, tahap ini diperlukan untuk membersihkan daun teh dari debu. Cara rinsing ini sederhana, berikan air panas ke dalam teh, sedikit saja, lalu tunggu beberapa detik, lalu buang air rinsing tersebut. Gitu.
Setelah ditakar dan dicuci, tahap selanjutnya adalah penyeduhan. Teh yang sudah dimasukkan kedalam saringan lalu diberikan air panas, biasanya sekitar 200ml air panas. Untuk lama seduhan, saya biasa menyeduh selama 3 menit, lalu setelah itu saringan diangkat dari dalam gelas dan diletakkan dalam wadah yang berbeda, ini dimaksudkan agar daun teh tidak terekstraksi secara terus menerus sehingga bisa menyebabkan overextraction yang biasanya mengeluarkan rasa pahit dan sepet yang mengganggu. Sederhananya, ada yang bilang kalau 3 menit itu terbagi menjadi 3, 1 menit untuk rasa, 1 menit untuk warna, 1 menit untuk nutrisi.
Sesudah diseduh, bukalah strainer tersebut. Teh nya mengembang. Teh memang memerlukan ruang untuk berkembang. Beberapa jenis teh bisa diseduh ulang. Oiya, kalau kamu suka teh yang kental, jangan waktu seduhnya yang ditambah, tetapi tambahlah jumlah daun teh yang dimasukkan. Daun yang sudah diseduh, jangan dibuang. Daun teh sisa bisa dijadikan pupuk, kalau sudah kering bisa dijadikan penyerap bau tak sedap di lemari ataupun sebagainya. Mantap kan?