Aku masih ingat hari itu. Aku dapat jadwal malam, tepat habis maghrib waktu di tempat kami. Aku berharap anak-anak dan Pa suami sudah ku siapkan makan. Sehingga ketika aku simulasi aku bisa tenang. Dari siang aku mencoba tenang. Mencoba tidur siang.
Tak nampak gugup masih biasa saja. Ku pastikan laptop sudah siap di meja dan sudah ku nyalakan. sehingga siap masuk link zoom saja ketika waktunya tiba. Aku memasukkan minyak. sembari menunggu minyaknya panas aku baru ingat mengatur posisi laptop arah papan tulis kecil yang ku siapkan.
Tapi entah kenapa aku lupa dengan penggorengan ku. Untungnya Pak Su datang "kok, seperti berwarna merah di dapur' kata suami ku .Sentak saja hal itu membuatku kaget. Benar saja, penggorengan yang minyaknya panas berubah jadi apai dan menyala tinggi.
Sigap ku cabut selang regulator gas. anak laki-lakiku yang besar mematikan kompor gasnya. Suami ku memindah tali listrik yang ada tepat diatasnya. Aku mengambil kain handuk pel. Ku basahi dan tanpa pikir panjang Karena ketakutan, langsung ku lempar ke penggorengan.
Aku yang berada tepat disampingnya kena cipratan minyak panas. Dari seluruh muka sampai badan Jilbab yang aku kenakan saja bolong-bolong. Aku merasakan panas di muka ku. Ku cari saja odol untuk mendinginkan muka yang kena minyak panas.
Sementara itu habis salat Maghrib aku harus sudah siap menghadapi simulasi mengajar seleksi Guru Penggerak. Alhamdulillah, aku bisa tampil prima. Meski beberapa hari bahkan berbulan bulan aku harus menahan rasa malu akibat bekas luka bakar dimuka. Sekarang aku sudah menjalani Pendidikan Guru Penggerak Angkatan 7 .
Cerita ini sangat membekas dan akan menjadi satu cerita dalam perjalanan ku menjadi seorang Guru Penggerak.
Tapin, 5 Desember 2022
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H