Lihat ke Halaman Asli

Ruben Drmj

Mahasiswa

Analisis 2 Baliho di Kota Yogyakarta dengan Teori Komunikasi

Diperbarui: 27 November 2024   20:26

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber : Dokumen Pribadi

Baliho tersebut terletak di daerah Gedong Tengan, Pringgokusuman, Yogyakarta. Baliho tersebut menggunakan objek kucing sebagai pemikat pengendara untuk memasang iklan di baliho tersebut, baliho tersebut dapat dianalisis dengan teori Hirarki kebutuhan dari Maslow, Maslow menjelaskan lima tingkatan kebutuhan manusia. Pada tingkat kebutuhan sosial, baliho ini memanfaatkan empati manusia dengan menampilkan gambar kucing sedih yang mungkin akan membangkitkan perasaan iba dan keinginan untuk membantu, hal ini memenuhi kebutuhan manusia untuk terhubung secara emosional terhadap makhluk lain terutama kucing yang sering dianggap sebagai simbol kelembutan. Selanjutnya pada tingkat penghargaan, baliho ini memberikan peluang kepada calon pengiklan untuk merasa dihargai dan meningkatkan kepercayaan karena lokasi baliho yang strategis.

Selanjutnya baliho tersebut bisa dianalisis menggunakan konsep kampanye dan propaganda meskipun dalam konteks ringan dan tidak politis, dari perspektif kampanye. Kampanye adalah upaya terstruktur untuk memengaruhi audiens tertentu dengan tujuan tertentu, seperti meningkatkan kesadaran atau mendorong tindakan. Baliho ini dapat dilihat sebagai bagian dari kampanye pemasaran oleh perusahaan media luar ruang (Tecma) untuk mempromosikan layanan iklannya. Tujuan Kampanye yaitu untuk mendorong calon klien untuk memasang iklan di baliho kosong tersebut. Pesan kampanye tersebu menggunakan gambar kucing sedih dan teks "Gak tega kan liatnya?" dirancang untuk memancing emosi dan memotivasi audiens untuk mengganti gambar itu dengan iklan mereka. Strategi komunikasi yang digunakan yaitu menggunakan pendekatan emosional untuk menarik perhatian (pathos) dan memadukannya dengan call-to-action langsung, yaitu menghubungi nomor telepon yang tersedia. Baliho ini juga berfungsi sebagai media promosi untuk perusahaan Tecma, menunjukkan kemampuan mereka menyediakan ruang iklan di lokasi strategis. Dari perspektif propaganda, baliho ini menggunakan elemen propaganda ringan dengan teknik emotional appeal yaitu dengan menggunakan objek kucing sedih untuk meningkatkan empati audiens.

Sumber : Dokumen Pribadi 

Berdasarkan Teori Integrasi Informasi, baliho ini memanfaatkan elemen visual berupa bola di atas kepala dan ekspresi wajah untuk menyampaikan pesan secara kreatif. Tanpa teks atau konteks tambahan, audiens harus menginterpretasikan pesan melalui relevansi visual tersebut. Jika visual dianggap menarik dan relevan, seperti dalam konteks sepak bola, audiens akan menilai baliho secara positif dan merasa tertarik. Namun, ketiadaan informasi tertulis dapat membuat pesan terasa ambigu bagi sebagian orang, sehingga efektivitasnya bergantung pada pemahaman dan asosiasi audiens terhadap elemen visual tersebut. Berdasarkan pendekatan konsep kampanye dan propaganda, baliho tersebut menggabungkan elemen visual yang kreatif dan simbolis untuk menyampaikan pesan. Dalam konteks kampanye, baliho ini bertujuan untuk menarik perhatian audiens melalui desain yang mencolok, yaitu bola di atas kepala manusia dengan ekspresi wajah yang menyiratkan humor. Elemen visual yang kuat ini berfungsi untuk meningkatkan kesadaran (awareness) terhadap isu tertentu, kemungkinan besar terkait sepak bola, meskipun tidak ada teks yang memberikan konteks lebih lanjut. Pendekatan ini efektif dalam menarik perhatian audiens, tetapi bersifat low-context sehingga interpretasinya bergantung pada latar belakang audiens. Dari sudut pandang propaganda, baliho ini menggunakan simbol dominan (bola) untuk membangun asosiasi emosional dengan ide atau gagasan yang ingin disampaikan, seperti pentingnya sepak bola atau fokus pada olahraga tersebut. Visual yang unik ini menciptakan pencitraan yang berani dan dapat meninggalkan kesan mendalam meskipun tanpa penjelasan eksplisit. Dengan demikian, baliho ini mencerminkan perpaduan antara kampanye yang menarik perhatian dan propaganda yang menanamkan pesan tunggal secara simbolis, meskipun keberhasilannya sangat bergantung pada kemampuan audiens untuk memahami konteks visual tersebut.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline