Lihat ke Halaman Asli

Ruben S

Tekhnologi Informasi

Rekayasa Hujan Buatan : Tekhnologi Canggih Untuk Mengatasi Krisis Air

Diperbarui: 8 Januari 2025   18:59

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Apa Itu Rekayasa Hujan Buatan?

Rekayasa hujan buatan adalah teknologi yang digunakan untuk merangsang terjadinya hujan dengan memodifikasi cuaca. Proses ini umumnya dilakukan melalui penyemaian awan (cloud seeding), di mana bahan kimia tertentu seperti perak iodida atau natrium klorida disebarkan ke dalam awan untuk mempercepat proses kondensasi, sehingga menghasilkan hujan.

Teknologi ini awalnya dikembangkan pada pertengahan abad ke-20, tetapi kini telah menjadi alat penting dalam mengatasi berbagai tantangan, mulai dari kekeringan hingga mitigasi kebakaran hutan.

Bagaimana Prosesnya?

  1. Identifikasi Awan Potensial
    Awan yang memiliki kelembapan cukup menjadi target utama. Awan-awan ini dipilih menggunakan data dari radar cuaca dan citra satelit.

  2. Penyemaian Awan
    Pesawat atau roket digunakan untuk menyebarkan bahan penyemaian ke dalam awan. Partikel ini berfungsi sebagai inti kondensasi yang membantu molekul air di udara berkumpul dan membentuk tetesan air yang lebih besar.

  3. Hujan Turun
    Setelah proses kondensasi berhasil diperkuat, tetesan air yang lebih berat akan jatuh sebagai hujan.

Manfaat Rekayasa Hujan Buatan

  1. Mengatasi Kekeringan
    Teknologi ini sering digunakan di wilayah-wilayah yang mengalami kekeringan panjang, seperti daerah pertanian yang membutuhkan air untuk irigasi.

  2. Memadamkan Kebakaran Hutan
    Rekayasa hujan dapat membantu mempercepat hujan di area yang terkena kebakaran hutan, mengurangi kerusakan lingkungan.

  3. Mengisi Waduk dan Sumber Air
    Dengan hujan buatan, volume air di waduk atau bendungan dapat ditingkatkan untuk memenuhi kebutuhan air minum dan listrik.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline